
BDKSURABAYA – Setelah cuti bersama yang berakhir 20 Juni 2018, Aparatur Sipil Negara (ASN) Balai Diklat Keagamaan Surabaya memulai hari kerjanya dengan saling memaafkan. Di samping sebagai prosesi peleburan dosa antar manusia yang memang telah menjadi sunnah bagi Umat Islam, sikap saling memaafkan menjadi sikap sosial yang memberikan efek kenyamanan dalam berinteraksi. Demikian pendapat ASN BDK Surabaya. (21/06/2018).
“Dengan saling memafkan, yang biasanya merasa canggung menjadi tidak canggung lagi, atau yang biasanya mempunyai hubungan kurang harmonis, bisa menjadi harmonis lagi,” ungkap Iwan. Suasana yang harmonis di lingkungan kerja akan sangat mendukung terciptanya gairah kerja pada ASN.
Nurlaili mempunyai pendapat yang hampir sama. Menurutnya sikap saling memaafkan disamping menjadi tuntunan Rasulullah S.A.W., hal tersebut akan berdampak pada meningkatnya kualitas interaksi sosial di lingkungan kerja. “ Sikap saling memaafkan telah dicontohkan oleh Rasulullah S.A.W. dan akan memberikan efek positif di kantor,” ujarnya. Dalam pandangannya sikap saling memaafkan diperlukan bagi setiap orang, tidak hanya pada saat, momen Idul Fitri, namun ketika seseorang mempunyai kesalahan dengan orang lain.
Lutfi yang bertugas sebagai pengelola BMN, punya pandangan yang tak jauh beda. Bagi Lutfi sikap saling memaafkan tidak saja membuat hubungan seseorang menjadi harmonis, namun bisa menjadi solusi atas permasalahan yang terkait dengan hubungan sosial. Ketika dua orang telah meminta dan member maaf, itu berarti keduanya sudah sepakat untuk menyelesaikan masalah yang selama ini terjadi. Maka sikap tersebut menjadi penting dalam lingkungan kerja. Menurutnya sikap saling memafkan menjadi sikap yang penting, tidak hanya pada saat Idul Fitri, namun di setiap saat ketika seseorang mempunyai kesalahan terhadap orang lain. Jika lingkungan kerja diwarnai dengan sikap tersebut, dapat diprediksi bahwa lingkungan kerja menjadi kondusif dan nyaman.
Pandangan tentang dampak positif sikap saling memaafkan diutarakan oleh Sukamto. Menurutnya, memaafkan adalah sikap yang mulia dan memberi maaf adalah sikap yang tak kalah mulia. Kedua sikap tersebut sangat bermanfaat dalam lingkungan kerja, karena akan mendorong terwujudnya kerja sama yang erat antar pegawai. Interaksi antar pegawai menjadi lebih nyaman sehingga menumbuhkan sikap saling percaya dan saling membantu. (AF).