Agus Akhmadi
Widyaiswara BDK Surabaya
Kurikulum merdeka diresmikan penggunaannya oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 11 Februari 2022. Inti kurikulum merdeka adalah merdeka belajar, berisi rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (Kemdikbud, 2022).
Kurikulum merdeka diterapkan sebagai respon terhadap kebutuhan adanya sistem pendidikan yang sesuai dengan era revolusi industri 4.0 yang mensyaratkan kemampuan berfikir kritis dalam memecahkan masalah secara kreatif dan inovatif serta keterampilan komunikasi dan kolaborasi (Ratnasari & Neviyarni, 2021). Era revolusi industri 4.0 memiliki tantangan dan peluang bagi lembaga pendidikan agar merdeka belajar mampu menjawab tantangan era revolusi industri.
Sebagaimana layanan yang telah dilakukan pada kurikulum sebelumnya, pengembangan profil pelajar Pancasila rahmatan lil “alamiin pada peserta didik menjadi poin penting tujuan kurikulum merdeka. Pada madrasah, elemen penguatan profil pelajar Pancasila dilengkapi dengan karakter Rahmatan Lil “Alamiin, terdiri dari 1). Berkeadaban, yaitu menjunjung tinggi akhlak mulia, karakter, identitas, dan integritas sebagai khairu ummah dalam kehidupan kemanusiaan dan peradaban. 2). Keteladanan yaitu kepeloporan, panutan, inspirator dan tuntunan untuk kebaikan bersama. 3). Kewarganegaraan dan kebangsaan berupa menerima keberadaan agama dengan sikap dan perilaku nasionalisme, mematuhi hukum dan melestarikan budaya Indonesia. 4). Mengambil jalan tengah dalam pemahaman dan pengamalan beragama. 5). Berimbang (tawāzun), yaitu pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang. 6). Lurus dan tegas (I’tidāl), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional. 7). Kesetaraan dan tidak diskriminatif. 8). Musyawarah dalam menghadapi persoalan dengan prinsip menempatkan kemaslahatan 9). Toleransi dengan mengakui dan menghormati perbedaan, 10). Dinamis dan inovatif untuk perubahan-perubahan untuk kemaslahatan dan kemajuan manusia (KementerianAgama, 2022).
Salah satu layanan di madrasah untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut adalah adanya layanan bimbingan dan konseling sesuai panduan operasional layanan. Layanan bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum merdeka bertujuan pengembangan profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang menjadi tujuan pendidikan nasional memiliki beberapa dimensi, elemen dan sub elemen sebagaimana tabel 1.
Tabel 1 Profil Pelajar Pancasila
Dimensi | Elemen | Sub Elemen |
Beriman, Bertakwa Kepada
Tuhan YME, Dan Berakhlak Mulia |
Akhlak Beragama | Pelaksanaan Ritual Ibadah |
Akhlak Pribadi | Integritas | |
Merawat diri secara Fisik, mental, dan spiritual | ||
Akhlak kepada Manusia | Mengutamakan Persamaan dengan orang lain dan menghargai perbedaan | |
Berempati Kepada Orang lain | ||
Berke
binekaan Global
|
Mengenal dan menghargai budaya | Mendalami budaya dan identitas budaya |
Refleksi dan bertanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan | Menyelaraskan perbedaan budaya | |
Berkeadilan sosial | Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama | |
Gotong Royong
|
Kolaborasi
|
Kerja sama |
Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama | ||
Koordinasi Sosial | ||
Kepedulian | Tanggap terhadap lingkungan Sosial | |
Mandiri | Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi | Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi |
Bernalar Kritis | Menganalisis dan mengevaluasi penalaran dan prosedurnya | Elemen menganalisis dan mengevaluasi
penalaran dan prosedurnya |
Kreatif | Menghasilkan Gagasan yang Orisinal | |
Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan |
(Kemendikbud Ristek, 2021)
Bimbingan dan konseling pada pengembangan profil pelajar Pancasila diarahkan pada perkembangan peserta didik dalam dimensi-dimensi, elemen dan sub elemen perkembangan yang dirumuskan dalam indikator-indikator perkembangan yang menjadi tujuan layanan. Setiap fase perkembangan memiliki dimensi, elemen dan sub elemen profil pelajar Pancasila untuk dikembangkan secara optimal.
Layanan bimbingan dan konseling sejatinya juga ditujukan untuk kesejahteraan hidup (students wellbeing) dan penguatan pendidikan karakter (Kemendikbud, 2021a). Capaian kesejahteraan hidup mencakup penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup serta pertumbuhan pribadi. Profil pelajar Pancasila yang dirinci dalam indikator-indikator profil yang menjadi tujuan layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.
Tabel 2 Fase Perkembangan Profil Pelajar Pancasila, dan jenis layanan BK
Fase Perkembangan | Jenis layanan BK |
· Melaksanakan ibadah atas dasar keyakinan yang dimiliki secara mandiri, konsisten dan berkualitas
· Menerapkan Sikap Toleransi dalam kehidupan bermasyarakat |
Bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, konseling |
Memiliki kesadaran berperilaku dalam mematuhi dan melaksanakan keragaman sumber norma dan perilaku etis baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat | Layanan klasikal, bimbingan kelompok, Layanan Informasi, Papan Bimbingan |
Menampilkan komitmen merawat diri baik fisik, mental maupun spiritual dalam kehidupan sehari-hari. | Konsultasi, bimbingan kelompok, Bimbingan kelas besar / lintas kelas |
Berkolaborasi secara harmonis dengan lain jenis dan memberikan alternatif solusi untuk menjembatani perbedaan tersebut | Bimbingan kelompok |
Menunjukkan kemampuan keterampilan interpersonal terhadap perasaan orang lain. | Aplikasi Instrumentasi,
Bimbingan kelompok, Konseling individual / kelompok |
Menganalisis diri sebagai bagian budaya bangsa yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perannya sebagai anggota komunitas lokal, regional, nasional, dan global yang dipilihnya. | Bimbingan lintas kelas, Bimbingan kelompok, Klasikal, Konseling kelompok, Kolaborasi |
Mendemonstrasikan beberapa strategi pengelolaan konflik antar-individu sesuai dengan situasi yang dihadapi dalam suasana simulasi untuk menjaga keharmonisan pergaulan antar budaya. | Bimbingan Klasikal, lintas kelas, kelompok, Konseling kelompok, Kolaborasi orangtua-guru, konferensi kasus dan mediasi. |
Berpartisipasi dalam menentukan pilihan dan membuat keputusan rangkaian kegiatan ekspresif yang bermakna di akhir masa Madrasah dengan sepengetahuan guru | Kolaborasi dengan guru/wali kelas, Konsultasi, Penguasaan konten, Pengembangan program dan media |
Berkontribusi untuk mempertahankan solidaritas dalam kelompok yang memiliki latar belakang beragam untuk mencapai target bersama | Bimbingan kelompok |
Terampil menganalisis emosi dan menerapkan komunikasi asertif dalam berinteraksi di masyarakat | Layanan penguasaan konten
|
merencanakan tindak lanjut dalam aktivitas bermasyarakat sesuai dengan hak dan kewajiban serta tanggung jawab tiap peran | Bimbingan kelompok |
Merancang alternatif pemecahan masalah sosial menggunakan konsep-konsep ilmu pengetahuan untuk berkontribusi menghasilkan keadaan yang lebih baik. | Layanan bimbingan klasikal |
Mengevaluasi pencapaian diri dan merencanakan tindak lanjut sesuai dengan kekuatan dan minat diri serta tantangan yang dihadapi | Layanan bimbingan klasikal |
Merencanakan strategi dalam melakukan refleksi diri secara rutin untuk pengembangan diri | Layanan bimbingan klasikal |
Mengaplikasikan kemampuan belajar yang berhubungan untuk kesuksesan akademik di setiap level. | Layanan bimbingan klasikal, konseling individu |
Dengan demikian, layanan BK di Madrasah memfasilitasi aspek perkembangan karakter rahmatan lil’alamin serta karier peserta didik berkaitan dengan kematangan dan keputusan karier melalui pengembangan konsep diri dan soft skills perlu diselenggarakan secara prosedural. Pelaksanaan program BK dilaksanakan dengan layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif dan dukungan sistem (Kemendikbudristek, 2022).
Peran yang dapat diampu guru BK sebagaimana diadaptasi dari The Texas Model for Comprehensive School Counseling adalah sebagai pengelola program pengembangan profil pelajar Pancasila. Guru BK berperan sebagai pembimbing untuk mengenal diri, memfasilitasi perkembangan, penyesuaian diri serta pengembangan minat secara optimal. Guru BK sebagai penilai terhadap potensi dan menafsirkan hasil tes dalam pengambilan keputusan rencana pengembangan peserta didik. Guru BK sebagai konselor dalam membantu menyelesaikan masalah, penyembuhan, perbaikan dan pencegahan masalah. Guru BK sebagai konsultan yang memberikan informasi dalam rangka pencapaian profil pelajar Pancasila. Guru BK sebagai koordinator dalam pengembangan peserta didik bekerja sama dengan stakeholder lainnya (Kemendikbudristek, 2022).
Pelaksanaan proyek pengembangan profil pelajar Pancasila oleh guru BK dengan layanan dasar, dapat bekerja sama dengan koordinator dan atau fasilitator proyek penguatan profil pelajar Pancasila sesuai kebutuhan pelajar. Guru BK di madrasah yang akan melaksanakan penguatan kesehatan mental, mencegah kekerasan seksual, atau masalah perundungan, maka dapat merencanakan proyek profil Pancasila bertema bangunlah jiwa dan raganya, namun yang perlu diperhatikan bahwa tidak semua kegiatan BK perlu diakomodasikan dalam proyek.
Profil pelajar Pancasila dapat dikembangkan melalui layanan peminatan dan perencanaan individual sesuai kebutuhan di semua dimensi, untuk itu diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik dalam mengenali minat, bakat dan kemampuan peserta didik. Layanan peminatan dapat dilakukan oleh guru BK dengan memotivasi dan mendorong peserta didik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Dalam penelitian (Nandana, 2020) menunjukkan bahwa peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki pencapaian hasil yang lebih baik, percaya diri yang lebih tinggi, disiplin dan terdorong untuk melakukan aktifitas produktif dalam keseharian mereka.
Dalam pengembangan profil pelajar Pancasila, peserta didik yang mengalami kondisi darurat atau membutuhkan pertolongan dapat diberikan layanan responsif. Layanan responsif dilakukan untuk membantu menghadapi masalah belajar, pribadi dan sosial. Melalui konseling individual peserta didik dibantu menyelesaikan masalah kebiasaan belajar yang kurang mendukung, mengatasi kecemasan akademik, menghadapi konflik dengan teman sebaya, kesulitan studi lanjut, rasa tidak percaya diri atau masalah perilaku tindak kekerasan, intoleransi, perundungan. Layanan responsif dilakukan dengan melakukan pemetaan kebutuhan peserta didik, menganalisis kebutuhan untuk penanganan yang tepat, dan pelaksanaan layanan. Pelaksanaan layanan responsif ini dapat dilaksanakan melalui beberapa bentuk diantaranya konseling individual, konseling kelompok, layanan rujukan.
Simpulan
Pemerintah telah menetapkan penggunaan kurikulum merdeka disemua jenjang pendidikan. Madrasah berkewajiban mengimplementasikan kurikulum merdeka untuk mengembangan karakter pelajar Pancasila Rahmatan Lil “Alamin yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Guru BK berperan sebagai koordinator mewujudkan kesejahteraan psikologis peserta didik di madrasah dan memfasilitasi peserta didik mengaktualisasikan potensi dirinya mencapai perkembangan optimal. Guru BK melakukan analisis data dan asesmen, perencanaan program, pelaksanaan layanan yang beragam. Strategi yang dilakukan agar pengembangan potensi siswa dapat optimal melalui pemahaman diri dan layanan berbasis proyek.