Oleh: Aziz Fuadi
(ASN BDK Surabaya)
Hubungan antara atasan dengan bawahan idealnya terjalin dnegan baik agar memberikan kenyamanan dan kepuasan kerja bagi pegawai, yang pada akhhirnya akan meningkatkan kinerja individu dan kinerja organisasi. Sayangnya tidak seuanya berjalan dengan baik. Terkadang ada ketidaksetujuan dan ketidaksukaan atasan terhadap bawahannya. Berikut ini ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa atasan anda tidak menyetujui dan bahkan tidak menyukai anda.
Ketidakjelasan dalam Komunikasi
Komunikasi menjadi kunci terjalinnya hubungan baik antara atasan dengan bawahan. Tanpa komunikasi atau komuniksi yang kurang baik akan berdampak pada kualitas hubungan atasan dengan bawahan. Biasanya atasan akan menjalin komunikasi dan nyaman dalam berkomunikasi dengan bawahan ketika ia cocok dengan bawahan tersebt. Sebaliknya, atasan yang tidak menyukai bawahan akan membatasi komunikasi. Bentuknya mungkin cenderung tidak jelas dalam memberikan petunjuk atau arahan. Mereka mungkin menghindari komunikasi langsung atau mengirim pesan yang ambigu, menciptakan ketidakpastian di antara bawahan. Ini dapat dilihat sebagai upaya untuk menghindari interaksi yang lebih mendalam atau untuk memberikan sinyal bahwa atasan tidak tertarik pada kontribusi bawahan.
Kurangnya Dukungan dalam Pengembangan Karir
Ketika karir anda berhenti dan tidak ada dukungan positif dari atasan untuk mengembangkan karir, itu artinya atasan tidak memperhitungkan anda sebagai bawahan yang pantas untuk diperjuangkan. Menurut anda kemungkinan anda telah berpikirbahwa telah berkontribusi terhadap organisasi, namun dalam pandangan atasan, bisa jadi anda bukanlah termasuk orang yang memberikan kontribusi bagi organisasi, sehingga ia kurang peduli dengan pengembangan karir anda. Kurangnya dukungan untuk pengembangan diri, seperti mengikuti pelatihan, seminar atau kurusus pendek dalam bidang yang anda tangani, itu salah satu indicator bahwa atasan anda kurang mempunyai kepedulian terhadap karir anda.
Penilaian Kinerja yang Tidak Adil
Penilaian kinerja menjadi ukuran apakah pegawai berkinerja baik dan memberikan kontirbusi positif pada organisasi. Ketika pegawai memperoleh nilai baik sesuai dengan standar organisasi, itu artinya bahwa pegawai tersebut mampu menyumbangkan kinerjanya dan ikut andil dalam pencapaian tujuan organisasi. Sebaliknya, ketika mendapatkan nilai di bawah standar, artinya pegawai tersebut kurang memberikan kontribusi atau bahkan menimbulkan beban bagi organisasi. Karenanya, penilain kinerja harus dilakukan secara adil terhadap pegawai karena menyangkut predikat yang disandang oleh pegawai. Dalam praktiknya, tidak semua atasan menerapkan keadilan dalam penilaiannya terhadap pegawai. Penilaian kinerja kinerja yang tidak adil atau tidak konsisten dapat menjadi indikator bahwa atasan tidak menyukai bawahan.memberikan umpan balik negatif tanpa alasan yang jelas atau membiarkan prestasi bawahan diabaikan, itu juga termasuk tanda bahwa atasan tidak suka terhadap bawahan.
Kurangnya Pengakuan dan Penghargaan
Dalam teori motivasi Abraham Maslow, pengakuan dan penghargaan dari orang lain akan mendorong sesorang untuk melakukan sesuatu. Ketika di lingkungan kerja pengakuan dan penghargaan tersebut memacu pegawai untuk berkinerja. Maka, seorang atasan yang ideal, yang memahami bagaimana mengelola sumber dyaa manusia dalam organisasinya, ia akan memberikan pengakuan dan penghargaan kepada pegawai dalam bentukyang bermacam, macam. Bisa berbentukucapan atau kalimat pujian, memberikan kesempatan kepada pegawai untuk berkembang, atau memberikan kompensasi atas kinerja pegawai tersebut. Namun, dalam praktik kepemimimpinan, tidak semua aatasan memahami hal tersebut sehingga akan menerapkan peran kepemimpinan sesuai dengan persepsinya. Perilaku tersebut diwujudkan dalam bentuk tidak adanya pengakuan dan penghargaan bagi pegawai, meskipun pegawai tersebut dalam kategori memenuhi standar kinerja yang ditetapkan organisasi. Jika hal itu terjadi, maka bisa menjadi tanda bahwa atasan yang tidak menyukai bawahannya. Mereka enggan memberikan pengakuan atau penghargaan terhadap kontribusi bawahan dengan alasan yang tidak jelas.
Isolasi atau Penyingkiran
Timbulnya tindakan isolasi dan penyingkiran pegawai, ini sebgai tanda yang sangat jelas bahwa pegawai tidak disukai oleh atasan. Jika hal ini terjadi pada diri anda, segera koreksi diri, bagaimana kinerja anda selama ini. Sangat dimungkinkan kinerja anda selama ini dinilai sangat buruk sehingga perlu mengisolasi anda. Atau sikap dan perilaku anda kontra produktif di tempat kerja sehingga perlu untuk menyingkirkan anda. Koreksilah, apakah anda sering terlambat masuk kerja, mangkir, mencuri jam kerja untuk kepentingan pribadi, mengganngu rekan kerja di kantor, menimbulkan keonaran, penyulut konflik ataukah justeru anda menghambat berjalannya aktivitas di kantor. Atasan yang tidak menyukai bawahan cenderung menjauh atau mengisolasi pegawai yang berkinerja buruk dan penyulut masalah di kantor. Ini bisa terlihat dalam keputusan untuk tidak mengikutsertakan bawahan dalam pertemuan atau kegiatan tim, bahkan mengabaikan mereka secara sosial atau menghindari interaksi sosial.
Pengurangan Tanggung Jawab
Pengurangan tanggug jawab dan peran pegawai dalam kantor tanpa alasan yang jelas, hal itu menjadi indikasi bahwa atasan tidak setuju dengan perilaku dan tidak menyukai anda. Segeralah koreksi diri anda apakah kinerja anda buruk selama ini sehingga pantas menerima perlakuan tersebut. Tanyakan dan diskusikan juga kepada rekan kerja anda tentang hal tersebut. Ketika setelah anda koreksi, menurut anda tidak ada kesalahan serius pada diri anda dan rekan kerja sepakat bahwa anda tidak mempunyai kinerja buruk, maka tanyakan hal tersebut kepada atasan anda. Komunikasi dan diskusikan hal tersebut dengan atasan. Jika pada akhirnya atasan anda tetap mengurangi tanggung jawab dan peran anda, itu artinya ada masalah pribadi antara anda dengan atasan anda yang tidak bisa diselesaikan secara terbuka. Bisa jadi, peran anda akan menghalanginya untuk mendapatkan kemanfaatan dan keuntungan dari organisasi atau alasan lain yang berfifat pribadi.