Oleh: Kusnul Ika Sandra
(Widyaisawara BDK Surabaya)
Di jaman yang serba cepat dan penuh dengan problematika kehidupan, seseorang dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan. Jika tidak, hal tersebut akan membuat sesorang patah semangat, terpuruk dan sering menyalahkan diri sendiri. Bahkan bagi sebagian orang dampaknya bisa lebih parah lagi, seperti munculnya perasaan mudah putus asa, sulit untuk menerima kondisi dirinya bahkan timbul keinginan untuk bunuh diri. Kondisi tersebut bisa diatasi dengan menumbuhkan self love dalam diri seseorang.
“ Self love” atau mencintai diri sendiri berbeda dengan “Selfish”. Self love adalah sikap positif dan penerimaan terhadap diri sendiri. Bukan berati jika kita mampu untuk mencintai diri sendiri maka akan memunculkan sikap sombong, egois dan penghargaan yang kurang baik terhadap hak orang lain. Harapannya dengan memiliki “self-love” seseorang dapat meningkatkan ketaqwaan, rasa syukur dan memiliki kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar serta dapat meningkatkan kesejahteraan mental, emosional, dan fisik seseorang. Disisi lain Selfish adalah segala sesuatu yang dilakukan dengan tujuan untuk kepentingan dirinya sendiri tanpa mempedulikan orang lain, “pokoknya aku”, dia menyingkirkan orang lain tanpa peduli. Jika Selfish bermanfaat hanya untuk diri sendiri sedangkan Self-love merupakan suatu tindakan baik tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk orang lain. Berikut ini beberapa tips untuk dapat memiliki “self love “ yang baik sehingga hidup kita lebih bermakna dan bahagia, yaitu :
Tidak semua ibu yang mengandung bisa melahirkan seorang anak sesuai dengan apa yang diharapkan. Seseorang bisa hadir didunia ini, utamanya dalam kondisi mental dan fisik yang sehat merupakan nikmat yang luar biasa dan harus disyukuri. Sebagaimana kita tahu setiap anak yang dilahirkan ke dunia ini berbeda beda, memiliki kelebihan serta kemampuan yang unik dan luar biasa. Jika kita mampu mensyukuri apa yang kita miliki maka kita akan memanfaatkan apa yang sudah diberi oleh Tuhan YME dengan semaksimal mungkin dan sebaik baiknya sesuai ajaran yang kita yakini.
Mengenal diri sendiri berarti paham akan kondisi dirinya baik fisik, sosial, psikologi, Potensi dan moral diri. Setiap individu diharapkan dapat mengenali diri sendiri dengan baik, kita kenali kelebihan kita dimana dan dapat mengembangkan kelebihan kita. Disisi lain kita juga mengenali kekurangan kita guna meminimalisir kekurangan kita dan memperbaikinya untuk dapat menjadi lebih baik. Namun jika Anda mengalami kesulitan untuk dapat mengenali diri, Anda dapat meminta bantuan orang terdekat untuk dapat mengenalinya.
Mencintai diri sendiri berarti Anda dapat menerima kondisi Anda apa adanya, tidak membanding bandingkan diri sendiri dengan orang lain, lebih percaya diri dan bijaksana dalam bertindak. Seseorang yang dapat menerima dan mencintai diri sendiri dapat lebih fokus dengan apa yang sudah Anda miliki dan bukan yang dimiliki orang lain. Dengan mencintai diri sendiri setulus hati akan menghasilkan sejumlah manfaat yang dapat dirasakan oleh diri sendiri dan sekitar kita.
Me time adalah waktu yang kita luangkan untuk dapat menyenangkan dan mengekspresikan diri kita sendiri tanpa ada campur tangan orang lain, baik itu keluarga maupun teman kita. kita mencoba untuk meluangkan waktu sebentar untuk dapat memiliki waktu sendiri guna mengistirahatkan pikiran dan diri kita dari berbagai aktivitas keseharian yang begitu banyak dan untuk lebih banyak mengenal dan mengevaluasi diri sendiri. Beberapa artikel mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki me time, mereka dapat lebih produktif dan kreatif serta terhindar dari berbagai penyakit yang membahayakan
Setiap orang memiliki hak untuk berpendapat tentang diri kita, bahkan tanpa kita mintapun orang lain seringkali memiliki pendapat atas apa yang kita lakukan. Terlalu memperdulikan pendapat orang lain akan membuat diri kita tidak bahagia dan stress. Fokus pada pengembangan diri, dan berhenti mencoba mengendalikan pendapat orang lain tentang diri sendiri merupakan langkah yang tepat dalam bersikap guna menghadapi berbagai situasi kehidupan.
Pikiran Negatif merupakan kecenderungan seseorang menilai sesuatu hal dari sudut pandang negatif. Pikiran negatif dapat menyebabkan dampak fisik maupun psikis, kita tidak bisa menghilangkan pikiran negatif namun kita bisa meminimalisir pikiran negatif dengan hal hal yang positif ketika pikiran negatif tersebut muncul.
Lingkungan pertemanan yang positif ialah lingkungan yang saling suportif, menjaga privasi antara satu sama lain, melakukan quality time dengan kegiatan yang bermanfaat, totalitas untuk menolong ketika dibutuhkan, dan dapat menerima kekurangan satu sama lain. Untuk mendapatkan atmosfir lingkungan pertemanan yang positif bisa dibagun dan dimulai di lingkungan keluarga, orang tua bisa menciptakan ruang yang baik untuk berkembangnya lingkungan pertemanan yang positif.
Memiliki hidup yang bermakna tidaklah mudah oleh sebab itu kita harus berusaha untuk dapat mewujudkan kehidupan kita lebih baik dan membahagiakan guna mengarungi kehidupan yang semakin hari semakin menantang.
Referensi
Relevantiana,2020, “love yourself”, Caesar Media Pustaka
https://bbrfoundation.org/blog/self-love-and-what-it-means
https://www.brainacademy.id/blog/kenapa-kamu-perlu-melakukan-me-time
https://www.idntimes.com/life/inspiration/nisa-zarawaki/ayat-al-quran-tentang-pentingnya-self-love?page=all
file:///C:/Users/zain/Downloads/The%20Implementation%20of%20Mental%20Health%20Concept%20by%20Imam%20Al-Ghazali%20in.pdf
https://bata-bata.net/2023/08/01/Self-Love-Bukanlah-Suatu-Keegoisan.html
https://hellosehat.com/mental/cara-mencintai-diri-sendiri/
https://www.halodoc.com/artikel/cara-menerapkan-self-love-untuk-jaga-kesehatan-mental