Dalam usahanya untuk membentuk kader-kader moderasi agama yang berkualitas, BDK Surabaya telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menghadapi berbagai tantangan zaman. Transformasi ASN menjadi pilar utama dalam mewujudkan visi ini, dengan fokus pada pembentukan kader-kader yang tidak hanya memiliki kompetensi dalam bidangnya, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan dalam mempromosikan moderasi agama di tengah-tengah masyarakat melalui peningkatan program pelatihan. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kasubbag TU BDK Surabaya dalam sebuah upacara yang penuh makna, saat penutupan Pelatihan Penguatan Moderasi Beragama Angkatan VIII dan IX pada Jumat, (31/5/24).
Pelatihan ini, yang berlangsung selama 5 hari, diikuti oleh sejumlah 70 peserta yang terdiri dari ASN Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. Upacara penutupan pelatihan penguatan moderasi agama angkatan VIII dan IX dimulai dengan laporan dari ketua panitia dan pengumuman 3 peserta terbaik yang mencapai nilai tertinggi.
Dari Angkatan VIII, peringkat pertama diraih oleh Ferry Yudi Antonis Saputro dari Surabaya, diikuti oleh Ibu Margaretha Sukiyah dari Blitar di peringkat kedua, dan Bapak Tukiyan Imanuel dari Banyuwangi di peringkat ketiga. Dari Angkatan IX, Drs. Nashikun, M.Si., dari Gresik meraih peringkat pertama, disusul oleh M. Fahrudin Ghozali, L.C., dari Batu di peringkat kedua, dan Zainal Arifin, S.H., dari Sumenep di peringkat ketiga.
Suasana haru menyelimuti upacara ketika peserta diakhiri dengan pelepasan kartu identitas peserta dan pemberian sertifikat kepada peserta terbaik oleh Kasubbag TU, didampingi oleh Ketua Panitia dan Sekretaris Koordinator Widyaiswara.
Melalui upaya-upaya seperti ini, BDK Surabaya menegaskan komitmennya untuk menghasilkan kader-kader moderasi agama yang tidak hanya terampil, tetapi juga berintegritas, siap untuk membawa perubahan positif dalam mempromosikan moderasi agama di lingkungan mereka masing-masing.