(Artikel ini pernah masuk nominasi dan dipresentasikan dalam Forum Konferensi X-Tra And Expose On Training bertema “Impacful and Joyful Training”
di Shangri-La Hotel, Surabaya, 13-15 Agustus 2024)
Oleh: Dr. Abdul Main, S.Ag., SS., M.Hum.
Email: [email protected]
Abstrak
Artikel ini membahas tentang implementasi ICT terintegrasi antarsekolah dengan jaringan lintas sektoral berdasarkan studi kasus di India. Permasalahannya adalah (1) bagaimana implementasi ICT dalam sistem konektivitas antar sekolah dengan lembaga lintas sektoral di India? (2) Apa saja kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah India sehingga implementasi ICT antara sekolah dengan lintas sektoral berjalan lancar? (3) bagaimana konektivitas ICT sekolah dengan jaringan ICT lintas ektoral nasional serta pemanfaatannya sehingga dapat mendukung terwujudnya knowledge-base society di India? Tujuan pembahasan ingin mengetahui kebijakan strategis dan kebijakan teknis implementasi ICT sekolah dengan jaringan ICT lintas sektoral pada tingkat distrik, states, dan nasional. Analisis didasarkan pada data primer lapangan melalui observasi terlibat dan wawancara dengan para pihak yang berkompeten serta data-data sekunder yang relevan. Hasil analisis menunjukkan bahwa implementasi ICT antar sekolah dengan jaringan lintas sektoral, baik pada level distrik, level state, maupun level nasional di-back up dengan kebijakan nasional yang berfungsi sebagai semacam ‘blue-print’ yang diterapkan secara merata. Sementara pada tataran teknis-implementatif, pemerintah nagara-negara bagian bebas berimprovisasi merumuskan arah, membuat ketentuan lokal, memonitor dan memfasilitasi serta mengawal terlaksananya implementasi ICT secara efektif tanpa keluar dari framework kebijakan nasional. Pada tataran pemanfaatan, jaringan ICT sekolah terkoneksi secara lintas sektoral dengan jaringan ICT perguruan tinggi dan lembaga riset serta lembaga pelatihan di tingkat distrik, states dan nasional. Jaringan ICT terkoneksi inilah yang membentuk suatu kesatuan networking yang mampu menciptakan knowledge-friendly di tengah masyarakat sehingga mampu mendukung terwujudnya masyararakat berbasis pengetahuan (knowledge-base society).
Kata-Kata Kunci:
Information and Communication Technology (ICT), ICT sekolah, ICT-DIET, ICT-SCERT, ICT-NCERT, NROER, konektivitas, knowledge-based society, India.
Pendahuluan
Information and Communication Technology (ICT) selama ini diartikan dalam berbagai makna tergantung konteksnya. Di dunia pendidikan, menurut National Policy on Information nad Communication Technology (ICT) in School Education yang dikeluarkan oleh Departement of School Education and Literacy, Ministry of Human Resource Development, India (1992), ICT adalah semua perangkat, konten, sumber daya, forum dan layanan digital melalui jaringan informasi untuk mewujudkan tujuan pembelajaran dan meningkatkan kemampuan pengelolaan sistem pendidikan. ICT tidak hanya mencakup software dan hardware yang terhubung ke komputer, tetapi juga konten digital interaktif, internet dan perangkat komunikasi satelit, jasa radio dan televisi, konten repositori berbasis web, forum interaktif berbasis web, sistem manajemen pembelajaran berbasis web, dan manajemen sistem informasi. ICT juga mencakup proses digitalisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penyebaran informasi (National Policy on ICT in School Education, hal. 7).
Sebagai negara berkambang, India menaruh perhatian sangat besar terhadap perkembangan ICT pendidikan. Berbagai kebijakan untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan berbasis ICT telah dilakukan, meliputi kebijakan peningkatan kualitas SDM canggih ICT, pemenuhan infrastruktur ICT di sekolah, dan pengembangan jaringan ICT sekolah ke lintas sektoral. Implementasi ICT di sekolah di-backup penuh dengan sebuah ‘blue-print’ berupa kebijakan nasional yang berlaku merata di setiap sekolah. Berdasarkan kebijakan tersebut setiap sekolah diperlakukan sama. Alokasi sumberdaya ICT ke setiap sekolah menggunakan standar nasional, sehingga semua sekolah memiliki peluang yang sama untuk berkembang. Yang membedakan hanyalah besar kecilnya sekolah dan jumlah siswa.
Hal inilah yang tampak berbeda dengan kebijakan yang berlaku di Indonesia, di mana perlakuan terhadap suatu sekolah, khususnya aplikasi ICT di sekolah, berbeda satu sama lain. Ada sekolah yang sangat maju ICT-nya namun ada juga sekolah yang masih terkesan ‘dianaktirikan’. Kemajuan implementasi ICT di sekolah masih tergantung pada sikap proaktif pimpinan setempat, baik Kepala Dinas Pendidikan maupun Kepala Sekolah, sejauh mana mereka mengalokasikan anggaran untuk pengembangan ICT sekolah. Akibatnya perkembangan aplikasi ICT di sekolah-sekoah Indonesia menjadi tidak merata. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh hasil survey Word Bank (2013: 8) tentang kualitas pendidikan lokal di 50 distrik di Indonesia.
Tulisan ini mendiskusikan tentang implementasi ICT di sekolah berdasarkan pengalaman negara India, berangkat dari permasalahan: (1) bagaimana implementasi ICT dalam sistem konektivitas antar sekolah dengan lembaga lintas sektoral di India? (2) Apa saja kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah India sehingga implementasi ICT antara sekolah dengan lintas sektoral berjalan lancar? (3) bagaimana konektivitas ICT sekolah dengan jaringan ICT lintas ektoral nasional serta pemanfaatannya sehingga dapat mendukung terwujudnya knowledge-base society di India?
Untuk menjawab permasalah-permasalahan di atas penulis menggunakan dua jenis data:
Berdasarkan dua sumber data di atas, analisis difokuskan pada tiga domain: pertama domain kebijakan strategis mencakup mindset Pemerintah India tentang aplikasi ICT di sekolah dan konektivitasnya dengan jaringan lintas sektoral; kedua domain kebijakan teknis-implementatif; dan ketiga domain kebijakan pengembangan jaringan ICT sekolah dengan jaringan ICT nasional.
Selengkapnya silahkan klik disini.