Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, Dr. H. Japar, M.Pd., menekankan pentingnya optimalisasi peran masjid melalui revitalisasi, agar masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan sosial yang melibatkan generasi muda. Dalam Pelatihan Manajemen Kemasjidan yang diselenggarakan pada Kamis (19/12) di BDK Surabaya. Japar membahas berbagai strategi untuk mengoptimalkan peran masjid, khususnya dalam pembinaan remaja masjid.
Beliau menekankan bahwa remaja masjid memegang peranan penting dalam keberlangsungan aktivitas masjid. “Remaja masjid berperan penting dalam masa depan masjid. Pembinaan yang tepat akan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan yang tidak hanya religius, tetapi juga edukatif dan sosial,” tambahnya.
Japar memaparkan tiga langkah utama dalam optimalisasi peran masjid: pertama, menciptakan program yang relevan dengan kebutuhan generasi muda; kedua, melibatkan remaja dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masjid; dan ketiga, menjalin sinergi dengan komunitas dan lembaga pendidikan untuk mendukung keberlanjutan kegiatan masjid.
Selain itu, beliau juga mengingatkan pentingnya pemahaman terhadap regulasi kemasjidan, seperti Pedoman Pembinaan Remaja dan Pemuda Masjid berdasarkan Kepdirjen No. 948 Tahun 2018, sebagai pedoman dalam mengelola dan membina generasi muda di lingkungan masjid.
Pelatihan ini diikuti sebanyak 30 peserta yang antusias mengikuti pembahasan tentang bagaimana masjid dapat lebih berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial.
Pelatihan Manajemen Kemasjidan ini merupakan program untuk meningkatkan kompetensi pengurus masjid dalam berbagai aspek manajemen, dengan harapan agar peserta dapat mengimplementasikan pembelajaran ini untuk memaksimalkan fungsi masjid di wilayah masing-masing.