Oleh: Aziz Fuadi
(ASN BDK Surabaya)
Beban kerja yang berlebih atau kurang, keduanya mempunyai dampak yang kurang baik bagi pegawai. Di samping dampak psikologis dan sosial seperti munculnya stress yang berkepanjangan, kejenuhan dan konflik hubungan, kelebihan dan kekurangan beban kerja ternyata mempunyai dampak tidak saja terkait dengan ketidakpuasan pegawai, namun sampai pada penunduran diri pegawai. Berikut ini beberapa dampak yang akan muncul ketika serang pegawai kekurangan beban kerja.
Ketidakpuasan dan Kehilangan Motivasi
Kekurangan beban kerja dapat menyebabkan rasa bosan dan kekurangan tantangan bagi pegawai. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakpuasan di tempat kerja dan kehilangan motivasi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Smith et al. (2022), pegawai yang mengalami kekurangan beban kerja cenderung mengalami penurunan semangat dan keterlibatan dalam pekerjaan mereka. Pegawai cenderung untuk mengerjakan pekerjaan apa adanya bahkan bisa saja menganggu rekan kerja ketika mereka kekurangan beban kerja. Tidak adanya tuntutan dan target waktu menjadikannya lebih santai dan banyak waktu luang, sehingga tidak ada motivasi untuk mencapai yang terbaik. Bagi mereka yang terbiasa berkinerja, kekurangan beban kerja menjadikannya merasa tidak diberdayakan, hingga muncul ketidakpuasan kerja. Motivasi kerjanya pun cenderung menurun seiring dengan meningkatnya ketidakpuasan kerja.
Risiko Kesehatan Mental
Beban kerja yang kurang ternyata memberikan dampak psikologis pada pegawai. Dampak tersebut terkait dengan respon negatif seorang pegawai karena tidak adanya pekerjaan yang harus mereka kerjakan. Kondisi kekurangan beban kerja tersebut dapat berkontribusi pada risiko kesehatan mental. Menurut penelitian terbaru oleh Brown dan Jones (2023), ketidakpuasan pekerjaan yang disebabkan oleh kurangnya tugas dan tanggung jawab dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan. Pada kasus yang ekstrem, kekurangan beban kerja dapat menjadi faktor pemicu terjadinya sindrom kelelahan emosional.
Penurunan Produktivitas dan Kreativitas
Beberpa tipe pegawai suka dengan pekerjaan yang menantang. Dengan adanya tantangan akan menyebabkan pegawai mencari cara dan mengoptimalkan energi dan kreativitasnya untuk mencapai keberhasilan. Ketika diukur, tingkat produktivitas mereka akan cenderung lebih tinggi ketika diberi tantangan, dibandingkan ketika tidak ada tantangan dalam bekeja. Pegawai yang mengalami kekurangan beban kerja cenderung mengalami penurunan produktivitas. Menurut studi yang dilakukan oleh Johnson et al. (2023), kurangnya tantangan dalam pekerjaan dapat menyebabkan penurunan kreativitas dan inovasi. Hal ini dapat berdampak negatif pada kemampuan perusahaan untuk bersaing dan beradaptasi dengan perubahan pasar.
Risiko Tingkat Pengunduran Diri Pegawai
Meskipun ada sebaguan pegawai justeru merasa nyaman jika keurangan beban kerja, namun sebagian besar pegawai memandang bahwa kekurangan beban kerja adalah kondisi yang sangat tidak diinginkan. Perasaan tidak dihargai dan tidak diberdayakan membuat pegawai merasa tidak puas hingga memutuskan untuk mengundurkan diri. Penelitian oleh Anderson dan White (2023) menunjukkan bahwa pegawai yang merasa pekerjaan mereka kurang menantang memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mencari peluang pekerjaan baru yang memberikan tantangan dan pertumbuhan karier. Hal tersebut menandakan bahwa tantangan dalam pekerjaan sangat diperlukan bahkan bisa menjaga pegawai agar tidak pindah kerja. Tantangan dalam pekerjaan akan memberikan dampak positif karena pegawai akan merasa bahwa pekerjaan tersebut pantas untuk diperjuangkan.
Dampak Pada Reputasi Perusahaan
Organisasi bisnis yang tidak mampu menyediakan beban kerja yang memadai dapat mengalami dampak negatif pada reputasinya. Menurut riset yang diterbitkan oleh Corporate Reputation Review (2023), reputasi perusahaan dapat terkikis jika pegawai merasa kurang dihargai atau tidak memiliki kesempatan untuk berkembang. Reputasi tersbeut terkait dengan bagaimana perusahaan mengelola sumber daya manusia yang ada. Ketika terjadi kekurangan beban kerja, hal tersebut menandakan bahwa perusahaan tidak mengelolanya dengan baik, sehingga mendapatkan reputasi kurang baik.
Pihak manajemen dalam organisasi perlu mengelola beban kerja yang ada sehingga beban kerja tersebut tidak dirasakan pegawai terlalu ringan. Namun perlu juga mengelola keseimbangan kehidupan keluarga dengan kehidupan kerja sehingga jangan sampai pegawai mendapatkan beban kerja berlebih agar tercapai keseimbangan dalam kehidupannya. Ketidakseimbangan kehidupan kerja dengan kehidupan keluarga pada akhirnya juga akan berdampak negatif bagi pegawai. Biasanya mereka kesulitan untuk mengatur waktunya dengan keluarga karena tersita untuk bekerja di kantor.
Referensi
Smith, A., et al. (2022). “The Impact of Workload Deficiency on Job Satisfaction.” Journal of Organizational Psychology, 45(2), 123-140.
Brown, C., & Jones, M. (2023). “The Relationship Between Job Dissatisfaction and Mental Health Risks.” Journal of Occupational Health Psychology, 30(1), 56-72.
Johnson, R., et al. (2023). “Workload Deficiency and Its Effects on Creativity and Innovation.” Journal of Business and Management, 18(4), 321-335.
Anderson, L., & White, S. (2023). “Job Dissatisfaction and Employee Turnover: A Longitudinal Study.” Human Resource Management Journal, 26(3), 245-261.
Corporate Reputation Review. (2023). “The Impact of Employee Satisfaction on Corporate Reputation.” Corporate Reputation Review, 15(2), 134-150.