Oleh: Kusnul Ika Sandra
(Widyaiswara BDK Surabaya)
Setiap anak yang lahir didunia ini sangat berharga dan suci. Mereka dibekali oleh Allah kecerdasan dan kemampuan yang sangat luar biasa dan berbeda beda, ada anak yang memiliki kecerdasan bahasa, kecerdasan partial dan kecerdasan lain yang dominan, namun apapun itu kecerdasannya anak terlahir sesuai dengan zaman dimana dia dilahirkan. Seperti sekarang anak generasi milenial tentunya sudah sangat berbeda dengan anak generasi Y dan Z.
Anak anak milenial bahkan sekarang sudah generasi alpha sudah terpapar yang namanya dunia maya bahkan sejak lahir mereka sudah banyak melihat segala aktivitas yang dilakukan menembus ruang dan waktu bersama gedgetnya. Mungkin kita sebagai orang tua yang lahir di zaman baby boomers sudah sangat kagum dengan kecerdasan mereka dalam penggunaan teknologi khususnya handphone. Yang jadi pertanyaan besar bagaimana seharusnya kita, baik sebagai orang tua maupun sebagai pendidik menerima dan menyesuaikan kemampuan dan kebiasaan mereka yang sebagaimana kita tahu setiap zaman memiliki kebiasaan baru yang berkembang. Sebelum kita menjabarkan lebih lanjut kita lihat dulu ciri ciri yang ada pada setiap generasi.
Generasi ini sudah memiliki pendidikan yang lebih baik sehingga mereka berpikiran logis, terbuka terhadap kritik dan saran, banyak akal, menyukai yang tidak formal, pemecah masalah yang baik. Mereka mulai mengenal komputer dan memperhatikan investasi yang baik guna masa tuanya bahkan dana pensiunpun sudah mereka perhitungkan.
Generasi ini juga disebut digital native dimana generasi ini lahir disaat teknologi berkembang dengan pesat dan mudah mendapatkan informasi dan teknologi dengan mudah oleh sebab itu Generasi yang lahir di era ini memiliki pendidikan yang lebih baik, percaya diri yang tinggi sehingga dampak yang dirasakan generasi ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan mudah menerima perubahan. Disisi lain karena mudah mengakses teknologi generasi ini cenderung malas dan boros sehingga mudah stress dan depresi, beberapa dari mereka sulit bersosialisai dikarenakan sudah sibuk dengan gadgetnya.
Dari beberapa referensi terjadi perbedaan awal tahun mulai penyebutan generasi ini. Pew Statistics mengatakan Gen Z dimulai pada 1997, sedangkan Statistics Canada mengatakan 1993, dan yayasan Resolution mengatakan 2000. Generasi ini penuh dengan teknologi sehingga melek teknologi, mudah mendapat informasi dan mudah berbaur, bersosialisasi dengan sekitar sehingga mudah mempelajari hal hal yang baru. Suka berbagai hal yang serba instan bahkan untuk berbelanja dan bertransaksi. Generasi ini selalu eksis di media sosial bahkan bisa mencari penghasilanpun dari media sosial.
Generasi ini sudah melakukan pembelajaran via teknologi ada yang menyebut IOT (internet of toys). Generasi ini lahir di era keberagaman sehingga mudah untuk bersikap tebuka, Memiliki opini dan pemikiran yang kuat serta tidak suka batasan, senang berinovasi dan mencoba hal hal baru.
Berdasarkan ciri ciri tiap generasi yang ada kita dapat menyesuaikan model pengasuhan dan model pembelajaran yang akan kita lakukan. Jika dilihat dari ciri ciri diatas satu kata kunci yang dapat kita lihat bahwa teknologi tidak dapat terpisahkan dari kehidupan kita, bahkan dengan teknologi kita mendapatkan kemudahan dan informasi. Namun disisi yang lain teknologi juga akan menghancurkan kita jika kita tidak bijak dalam menggunakannya. Pertanyaan selanjutnya bagaimana kita dapat bijak memanfaatkan teknologi, bukan teknologi mengendalikan kita. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan supaya kita mudah berinteraksi dan memahami mereka, yaitu:
Anak anak lahir tanpa bisa memilih orang tua yang ideal untuk mereka. Orang tua dihadirkan oleh sang pencipta untuk dapat memberikan yang terbaik untuk anak anak mereka, tapi yang seringkali terjadi “terbaik” versi anak sering kali berbeda dengan orang tua. Hal ini menjadi permasalahan tersendiri yang perlu perhatian lebih. Marilah kita pahami dan mengerti kondisi anak kita, bisa menerima semua kekurangan dan kelebihan anak kita dan memperlakukannya dengan sebaik baiknya, memahami keinginan dan kemauan mereka, memperlakukan mereka dengan maksimal, tidak merendahkannya atau meremehkannya sebab sebagaimana kita tahu semakin kedepan anak anak semakin cerdas dan memiliki pendidikan yang lebih baik, terjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Mengapa hal ini sangat diperlukan karena kedepan semakin zaman berubah tuntutan dan tantangan kedepan semakin kompetitif sedangkan disisi lain godaan dan pengaruh negatif semakin menambah beban mereka. Kita lakukan pendekatan yang sealami mungkin sehingga anak nyaman ketika diajak bicara untuk dapat mensinergikan apa yang orang tua mau dan anak mau sehingga perbedaan dan kesalahpahaman bisa diminimalisir dan anak semakin nyaman dalam menyelesaikan tugas tugas hidupnya.
Untuk dapat menjadi teladan perlu perbaikan dan pembelajaran yang intens bagi orang tua sehingga dapat menjadikan dirinya lebih baik dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Menjadi teladan berarti kita mampu memberikan contoh kapan dan bagaimana kita mengisi hari hari kita dengan kegiatan yang positif, yang mendukung aktivitas kita sehari hari. misalnya dapat memanfaatkan gedget kita dengan bijak seperti tidak bermain handphone ketika bercengkrama bersama anak, meluangkan waktu bermain diluar ruangan bersama anak, mencari hal hal yang tidak diketahui dengan mencari solusi di google bersama anak, bermain kuis interaktif bersama anak dan aktivitas lain yang dapat memberi kesan yang baik terhadap anak tanpa mendekte dan mengguruinya.
Di Indonesia anak baru bisa melihat sudah diperkenalkan gadget bahkan untuk bisa mendiamkan anak menangis menggunakan gadget. Hal ini menunjukkan bahwa gadget pertama kali diperkenalkan oleh orang tua mereka bahkan sikap ini menunjukkan untuk mendapat hiburan dan kegiatan menarik adanya di gadget, maka tidak heran kalau gadget begitu menarik diantara barang yang lain. Akan lebih baik jika orangtua dan anak bijak menggunakan gadget, orang tua dan anak membicarakan peraturan yang tepat untuk dapat menggunakan gadget, jika dimungkinkan aplikasi apa saja yang bisa dibuka oleh anak dan jika diperlukan orang tua menghadirkan parental control atau media pengendali dibawah pengawasan dan bimbingan orang tua .
Undang undang RI No. 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak menuturkan bahwa kewajiban dan tanggung jawab orang tua adalah sebagai berikut: 1. Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak, 2. Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya, 3. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak, 4. Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada anak. Jika orang tua sudah mengetahui posisinya sesuai UU No. 35 tahun 2014 tersebut, Orang tua akan mampu menjalankan perannya, Yaitu 3A : Asuh dalam hal ini orang tua memenuhi kebutuhan Nutrisi, Imunisasi, kebersihan diri dan lingkungan, pengobatan serta kebutuhan bermain anak.
Asih dalam hal ini oransahg tua menciptakan rasa aman dan nyaman pada anak serta mendapatkan perlindungan dari pengaruh yang kurang baik dan tindak kekerasan.
Asah dalam hal ini orang tua melakukan stimulusi (rangsangan dini) pada semua aspek perkembangan anak.
Orang tua harus mau dan mampu menetapkan dan memantaskan diri menjadi orang tua hebat, diantaranya harus terus mau belajar dan memainkan perannya secara optimal.
Kita sekarang tidak bisa lepas dari IT karena kita sekarang sudah berada di era 4.0 dimana IT sudah menjadi sarana penunjang kehidupan kita akan tetapi dengan kondisi yang ada kita mampu dan cerdas dalam memaksimalkan pemanfaatan IT sesuai dengan kebutuhan dan perannya. Semoga kita bisa mendidik anak anak kita sesuai dengan zaman yang ada dan bisa cerdas dalam bertindak.
Daftar Pustaka