Oleh: Aziz Fuadi
Sakit merupakan tanda ketidakberesan dalam organ tubuh, kurang berfungsi atau bahkan kegagalan organ tubuh untuk menjalankan fungsinya. Bagaimana jika organisasi yang sakit? Organisasi ibarat tubuh manusia. Sakitnya organisasi juga ditandai dengan adanya ketidakberesan fungsi organ yang ada di dalamnya. Beberapa gejala berikut memberikan sinyal bahwa organisasi tempat anda bekerja sedang sakit.
Menurunnya kualitas Produk atau Jasa
Jika produk atau jasa yang dihasilkan dari organisasi Anda mulai menurun kualitasnya, hal itu menandakan bahwa organisasi sedang sakit. Ibarat tubuh manusia, anggota tubuh tidak mampu menjalankan fungsinya secara optimal. Biasanya hal tersebut berlanjut dengan munculnya komplain dari stakeholder dan customer. Faktor mesin dan peralatan ataupun faktor manusia yang menanganinya, menjadi penyebab menurunnya kualitas produik atau jasa. Bisa karena mesin dan peralatan yang mulai aus, quality control yang kurang, atau skill pegawai yang di bawah standar.
Anggota mulai Mengutamakan Visi Pribadi
Gejala ini biasanya tak dirasakan oleh anggota organisasi meskipun pengaruhnya sangat nyata bagi penurunan kinerja. Mereka memang bekerja seperti biasa, namun pekerjaannya tak mencerminkan kpeduliannya bagi kemajuan organisasi. Pandangan mereka mulai bersifat individual. Ada misi yang bersifat pribadi dalam setiap aktivitas kerja mereka. Apalagi pekerjaan tersebut mampu memberikan harapan akan diperolehnya keuntungan pribadi atau kelompok yang bersifat finansial maupun non finansial saat ini atau di masa mendatang. Semakin tinggi kemungkinan diperolehnya keuntungan, maka semakin tinggi semangat mereka untuk meraihnya, meskipun hal tersebut dilakukan dengan mengesampingkan tugas utama mereka. Kondisi tersebut diperparah dengan tidak adanya aturan yang jelas dari organisasi tetang punishment ketika anggota mulai melupakan tugas utama mereka.
Adanya Indikasi Perilaku Korupsi
Ibarat pepatah “kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak.” Seseorang biasanya akan menyadari adanya perilaku korup jika korupsi tersebut dilakukan oleh orang lain. Namun, jika korupsi tersebut dilakukan oleh dirinya sendiri, ia tidak menyadarinya bahkan akan memberikan pembenaran atas tindakannya dengan berbagai alasan, mulai dari alasan yang terkesan logis, sampai alasan yang tak masuk akal. Beberapa kegiatan dalam organisasi akan didesain agar memberikan celah pada perilaku korup yang menguntungkan individu atau kelompok, mulai dari tahap perencanaan sampai pada pelaksanaan. Dokumen dan bukti transaksi dari kegiatan memang lengkap dan sesuai dengan regulasi yang ada, namun dalam taraf implementasi perilaku korup akan jelas terlihat. Korupsi ibarat penyakit kanker. Pada stadium awal penyakit tersebut tampak tak dirasakan oleh tubuh, namun ketika sudah memasuki stadium empat, harapan hidup penderita pun mulai tipis dan hanya keajaiban Tuhan yang mampu menyembuhkannya. Korupsi pada tataran yang ringan, mungkin tak akan memberikan efek nyata bagi penurunan kinerja organisasi, namun jika sudah memasuki tahap yang berat, organsasi akan limbung dan mati.
Konflik yang Tanpa Henti
Konflik adalah kondisi yang tak dapat dihindari. Di mana ada organisasi, di stu akan ada konflik dari anggota yang ada di dalamnya. Dalam kadar yang ringan, konflik akan mampu meningkatkan kreativitas pegawai sehingga kualitas kinerja akan semakin meningkat. Sayangnya, jika konflik sudah berada pada kadar yang berat, hal itu justeru akan menurunkan kinerja organisasi. Apalagi konflik sudah mengarah ke pertikaian, penyerangan secara pribadi atau pertentangan yang tanpa henti. Organisasi akan berjalan sempoyongan karena setiap aktivitas akan dipenuhi dengan pertentangan anggotanya. Baik konflik hubungan maupun konflik tugas akan memberikan dampak buruk bagi organisasi jika kadar konflik sudah mencapai tingkatan yang berat. Konflik ibarat dopping bagi tubuh, jika diberikan dalam kadar yang ringan akan memberikan dampak pada peningkatan vitalitas, namun jika kadarnya berlebihan justeru akan merusak kesehatan.
Berulangnya Masalah yang Sama
Timbulnya masalah dalam pelaksanaan kegiatan organisasi adalah hal yang wajar, namun munculnya masalah yang sama pada setiap pelaksanaan kegiatan menandakan organisasi dalam keadaan sakit. Ibarat tubuh, lepas dari masalah takdir, berulangnya sakit yang sama menunjukkan bahwa si penderita kurang bisa menjaga kesehatan, tidak mampu memperbaiki pola makan atau kurang pedulinya terhadap kondisi kesehatan diri. Jika dikaitkan dalam konteks organisasi, berulangnya masalah yang sama menunjukkan tidak berfungsinya pengendalian dan evaluasi pada kegiatan. Pengendalian akan menjadi tahapan terakhir dalam fungsi manajemen. Tidak dilaluinya fungsi tersebut, akan mnengakibatkan tidak adanya kepastian apakah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Di samping mencegah berulangnya masalah yang sama dengan pengendalian dan evaluasi, timbulnya masalah baru akan segera terdeteksi sehingga tidak sampai mengganggu kinerja organisasi.
Kurang Pekanya Pemimpin dengan Permasalahan SDM
Seorang pemimpin dalam tingkatan apapapun, mempunyai tugas yang berat, diantaranya mengelola masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM). Jika dalam organisasi bisnis tugas tersebut menjadi tanggung jawab seorang manajer SDM, namun dalam organisasi publik atau organisasi nirlaba, biasanya fungsi pengelolan masalah SDM menjadi tanggung jawab seorang pemimpin. Pengelolaan tersebut mencakup bagaimana kebijakan dan keputusan yang diambil organisasi tidak justeru menimbulkan masalah baru bagi pegawai, diantaranya, menurunnya motivasi pegawai, timbulnya konflik hubungan dan tugas, tidak adilnya fungsi kompensasi dan penghargaan, kurangnya pemberdayaan pegawai atau tidak terurusnya perencanaan karir. Jika pemimpin kurang peka dengan masalah tersebut atau kapasitasnya masih berkutat pada penyelesaian masalahnya sendiri, hal tersebut menandakan bahwa organisasi sedang dalam keadaan sakit.
Dengan memahami tanda-tanda tersebut, Anda akan dengan cepat mencarikan solusi jika organisasi tempat Anda bekerja dalam keadaan sakit. Jika dibiarkan sakit akan semakin parah, demikian juga dengan organisasi. Lebih baik mengobati penyakit saat sakit sedang dalam kondisi ringan daripada harus menanggung biaya yang besar ketika sakit sudah parah, yaitu berhentinya fungsi organisasi.