Dr. Andiek Widodo, MM, Dr. Musfiqon, M.Pd,
Balai Diklat Keagamaan Surabaya Kementerian Agama RI
Jl.Ketintang 60231
Email : [email protected], [email protected]
Muhammad Yudil Khairi, S.Sos, M.A.P.
Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin Kementerian Agama RI
Jalan A Yani, KM 22, Banjar Baru 70723
Email : [email protected]
1. Pendahuluan
Dalam mewujudkan Indonesia Emas, peran birokrasi pemerintah sangat strategis. Birokrasi yang profesional dan akuntabel dapat diwujudkan dengan tata kelola pemerintahan yang baik dan berkualitas. Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang beragam dengan berbagai tantangan tugas menuntut peran Widyaiswara dalam meningkatkan kompetensi agar sesuai dengan kebutuhan layanan publik dan tata kepemerintahan yang baik. Transformasi tata kelola pemerintahan bertujuan menciptakan lingkungan kelembagaan yang memungkinkan regulasi dan tata kelola yang berintegritas dan adaptif.
Menuju Indonesia Emas 2045, Indonesia menghadapi berbagai tantangan menuju negara maju, makmur, dan berdaya saing global. Bonus demografi yang luar biasa bisa menjadi kontribusi atau bencana, tergantung persiapan dalam aspek kualitas manusia, infrastruktur, kelembagaan yang profesional, dan kebijakan pemerintah (Sri Mulyani, Ariani: 2022). Widyaiswara berkontribusi dalam mewujudkan kualitas kelembagaan yang profesional.
Widyaiswara menjadi elemen penting dalam lembaga pelatihan, dengan tugas melaksanakan pelatihan dan pengembangan kompetensi ASN di instansi pemerintah (Permenpan RB, 2021). Untuk memenuhi kebutuhan ASN yang kompeten, perlu dilakukan dengan melaksanakan Corporate University (Corpu), yang dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan institusi. Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, Suyitno, menyampaikan bahwa dengan tingkat kompleksitas SDM di lingkungan Kementerian Agama, Corpu memungkinkan pemetaan kebutuhan diklat yang tepat.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pengelolaan kompetensi ASN belum terlaksana dengan baik (Erwin, 2020), dan metode Corporate University ASN mendorong job enlargement dan job enrichment oleh Widyaiswara (NurHikmah, 2020). Widyaiswara harus memiliki kemampuan dalam kompetensi digital untuk menyusun bahan e-learning (Said, 2021) dan menerapkan prinsip-prinsip inovatif di era digital (Adrianto, 2022). Model pendidikan dan pelatihan ASN melalui pendekatan ASN Corporate University menempatkan sumber daya manusia sebagai investasi jangka panjang (Nike, 2019).
Penelitian ini berfokus pada peran strategis Widyaiswara dalam pengembangan kompetensi ASN pada transformasi tata kelola pemerintahan guna mewujudkan Indonesia Emas. Fokus masalah adalah bagaimana peran strategis Widyaiswara dalam pengembangan kompetensi ASN dan transformasi menuju Indonesia Emas. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dan mengembangkan peran strategis Widyaiswara dalam pengembangan kompetensi ASN dan Corporate University pada transformasi tata kelola pemerintahan.
2. Metode
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran strategis widyaiswara dalam pengembangan kompetensi ASN untuk transformasi tata kelola pemerintahan menuju Indonesia Emas. Data dikumpulkan melalui studi literatur dari buku, jurnal ilmiah, majalah, dan sumber internet yang relevan.
Langkah-langkah penelitian mengikuti metode yang disarankan oleh Sudjana (2001:60-61), meliputi: 1) merumuskan fokus penelitian; 2) menentukan informasi yang diperlukan; 3) memilih metode pengumpulan data, yaitu studi literatur; 4) mengumpulkan data dari berbagai sumber; 5) mengolah dan menganalisis data; 6) menarik kesimpulan berdasarkan analisis. Teknik analisis konten digunakan untuk menganalisis isi teks dari sumber-sumber yang dikaji.
Selengkapnya silahkan klik disini.