Oleh: Sri Rejeki
Madrasah menjadi media yang strategis dalam proses internalisasi nilai-nilai moderasi beragama. Di samping di dalamnya ada siswa yang usianya masih remaja, di mana rasa ingin tahunya mulai tumbuh dan berkembang, iklim pendidikan di madrasah juga menjadi faktor penting suksesnya proses internalisasi tersebut. Madrasah yang telah lama mengajarkan dan menerapkan pendidikan akhlak dan nilai-nilai spiritual pada siswa, dipandang sejalan bahkan menguatkan munculnya sikap moderasi beragama.
Sikap moderasi beragama pada siswa tidaklah datang dengan sendirinya, melainkan melalui proses belajar, baik belajar dari mata pelajaran yang didalamnya mengajarkan tentang sikap moderasi beragama, pembiasaan dalam sikap dan perilaku di madrasah, maupun melalui teladan dari guru dan semua unsur yang ada di lingkungan madrasah.
Untuk itu diperlukan strategi dalam menginternalisasi nilai-nilai moderasi beragama, agar siswa mengenal, berpikir, memahami, mengayati dan pada akhirnya menerpakan nilai-nilai moderasi bergama dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat empat strategi yang bisa dterapkan dalam melakukan inernalisasi nilai-nilai moderasi beragama, yaitu strategi tradisional atau konvensional, strategi bebas, strategi reflektif dan strategi transinternalisasi.
Strategi Tradisional atau Konvensional
Strategi ini dilakukan melalui indoktrinasi nilai-nilai dengan menyampaikan secara langsung kepada siswa melalui ceramah langsung yang membahas tentang sikap dan perilaku moderat dalam beragama, maupun melalui mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa. Pendidik memberitahukan tentang sikap dan perilaku yang baik, tepat dan tidak baik serta tidak tepat.
Strategi Bebas
Dengan strategi ini pendidik pada awalnya menyampaikan konsep tentang moderasi bergama kepada siswa, selanjutnya mempersilakan kepada siswa untuk menerapkan sikap dan perilaku sesuai dengan konsep yang telah dipelajari. Pendidik lebih memberikan keleluasaan kepada siswa untuk memilih dalam bersikap. Namun strategi tersebut akan berhasil ketika siswa dipandang telah memahmi komsep moderasi bergama secara utuh sehingga muncul keyakinan pada diri siswa tentang sesuatu yang baik dan tidak baik.
Strategi Reflektif
Strategi yang dilakukan dengan cara menumbuhkan kesadaran, pandangan dan pemahaman siswa tentang sikap moderasi beragama melalui ceramah, menyelipkan konsep moderasi beragama melalui mata pelajaran, maupun praktik bermain peran dan aktivitas pembelajaran lain. Tujuannya agar siswa mampu merefleksikan pemahaman dan kesadaran konsep moderasi melalui sikap dan perilakunya setiap hari.
Strategi Transinternalisasi
Strategi ini dilakukan dengan cara komunikasi dua arah secara mendalam antara pendidik dan siswa tentang sikap moderat dalam beragama disertai dengan teladan dalam bersikap dan berperilaku moderat oleh pendidik. Diharapkan siswa akan mempunyai kecenderungan meniru sikap tersebut. Maka pendidik harus mempunyai konsistensi tentang apa yang diucapkan dengan apa yang diperbuat. Jangan sampai sikap dan kepribadiannya justeru bertentangan dengan apa yang disampaikan kepada siswa. Jika hal tersebut terjadi, maka siswa tidak akan percaya lagi dengan apa yang disampikan oleh pendidik.
Tingkat keberhasilan keempat strategi tersebut akan sangat ditentukan oleh kejelian pendidik dalam menyesuaikan strategi yang dipilih dengan kondisi siswa, yaitu kemudahan siswa dalam memahami konsep moderasi beragama.