Oleh: Aziz Fuadi
Bekerja dengan si trouble maker (pembuat masalah) di tempat kerja mungkin akan menjadi mimpi buruk bagi Anda. Perilaku si trouble maker akan membuat Anda bad mood dan tak betah di ruang kerja. Sederetan perilaku buruk mungkin akan sering Anda temui, sering marah-marah, protes, menggunjing teman dan atasan, mengungkapkan keburukan teman sekerja dan atasan serta perilaku lain yang menyebalkan. Jika mental Anda tak kuat atau batas toleransi Anda sudah mencapai titik maksimal, bisa jadi pekerjaan Anda terganggu. Reisenzein dan Weber (2009) menyatakan bahwa ekspresi seseorang yang ditunjukkan dengan rasa marah, sedih, senang, suka, takut atau kesal adalah merupakan emosi seseorang, sedangkan emosi menjadi subsistem dari kepribadian (personality). Kemungkinan besar Anda tak akan bisa mengubah kepribadian. Mereka menjadi pribadi yang sudah terbentuk. Ibaratnya, Anda disuguhi dengan produk jadi yang tak bisa diubah total. Namun ada tips yang bisa Anda ikuti agar Anda bisa betah di tempat kerja dan kinerja Anda tak terganggu.
Kurangi Keterlibatan
Si trouble maker biasanya akan mencari lawan bicara untuk sekedar mencurahkan kekesalan, kemarahan atau bahkan protes terhadap seseorang. Ia akan senang bercerita dan merasa lega ketika pembicaraannya didengarkan orang lain. Ketika bertemu dengannya selalu saja ada topik pembicaraan yang dilontarkannya. Biasanya topik tersebut bernuansa negatif, penuh prasangka, pikiran negatif bahkan berisi umpatan terhadap seseorang atau atasan. Jika Anda terlibat dalam pembicaraan tersebut atau sekedar ikut nimbrung di dalamnya, maka dimungkinkan pikiran Anda tercemar, aura negatif akan mempengaruhi Anda dan diam-diam bisa jadi Anda menyetujui pernyataannya atau bahkan tertular “virus” negatifnya. Tak terasa waktu Anda akan terbuang dan pekerjaan Anda terbengkelai. Karenanyam, jika terdapat tanda-tanda bahwa si trouble maker menggiring Anda untuk terlibat dalam pembicaraannya, alihkan pembicaraan atau minta ijin meninggalkannya dengan alasan masih banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan.
Konsentrasi pada Pekerjaan
Konsentrasi hanya pada pekerjaan adalah cara yang ampuh untuk mengurangi pengaruh buruk dari si trobule maker atau menghindari keterlibatan Anda dengannya. Lebih baik Anda dibilang cuek namun berkinerja tinggi daripada dipandang bertoleransi, namun justeru mendapat energi negatif dan pekerjaan Anda terganggu. Ingatlah bahwa Anda berada di tempat kerja, sehingga Anda harus bersikap profesioanal. Prioritaskan perhatian Anda hanya pada pekerjaan. Hubungan sossial di tempat kerja memang sangat diperlukan, namun bukan dengan si trouble maker. Hal itu bukan berarti Anda memilih-milih teman. Bukan pula berarti Anda apatis, namun lebih cenderung pada sikap profesional. Jika Anda menyibukkan diri dengan pekerjaan, besar kemungkinan si trouble maker tak akan mendekat pada Anda. Ia akan mencari teman bicara yang lain yang dianggapnya mau mendengarkan apa yang dibicarakannya atau memberikan dukungan atas perilakunya.
Perluas Batas Zona Kenyamanan Anda
Ada sebagian orang yang merasa takut ketika mengahdapi orang yang marah atau mengamuk. Hal itu ditandai dengan detak jantung yang semakin kencang, rasa bergetar dan sauara jadi parau. Anda bisa jadi tak ngin berlama-lama di tempat tersebut. Kalau perlu meninggalkan tempat dengan segera. Jika hal itu terjadi pada diri Anda, maka mulailah untuk berubah. Jika di samping Anda rekan kerja Anda marah atau perilaku buruk lainnya, ambil nafas dalam-dalam, tetap konsentrasi pada pekerjaan dan bersikaplah cuek. Jangan sedikitpun terlibat dalam pembicaraan dengannya agar Anda tak terseret dengan masalahnya. Anggap saja omelannya sebagai radio yang telah rusak agar energi netaifnya tak mempengaruhi Anda. Jika Anda memang benar-benar tak tahan, tak ada salahnya Anda meninggalkan tempat tersebut sementara. Namun usahakan Anda tetap berada di tempat tersebut sebagai latihan untuk memperluas zona kenyamanan Anda. Jika Anda sudah terbiasa menghadapi rekan kerja yang berperilaku negatif, lama –kelamaan hal itu akan menjadi pemandangan yang biasa bagi Anda. Sadarilah bahwa perilaku rekan di tempat kerja begitu beragam. Jika Anda merasa takut apalagi tertekan dengan kondisi lingkungan kerja, hal itu justeru akan merugikan diri Anda. Ingatlah bahwa Anda akan bertemu dengan rekan kerja Anda setiap hari. Jangan sampai lingkungan mengintervensi perasaan Anda, namun aturlah kondisi psikologis anda agar merasa nyaman di lingkungan kerja, karena nyaman atau tidak itu akan tergantung pada diri Anda.
Komunikasikan Ketidaknyamanan Anda
Jika Anda merasa mempunyai nyali untuk mengomunikaskan ketidaknyamaan bekerja dengan rekan kerja Anda, sampaikanlah dengan cara yang sopan agar tidak menyinggung harga dirinya. Si trouble maker biasanya mudah tersinggung meskipun perilakunya sering membuat orang lain tersinggung. Ia tidak menyadari bahwa perilakunya menyinggung orang lain. Yang ia tahu bahwa perilakunya benar dan beranggapan orang lain membenarkannya. Apalagi Anda dipandang lebih yunior dibandingkan dengannya. Ungkapan ketidaknyamanan Anda bisa dipandangnya sebagai bentuk perlawanan, menggurui atau melewati batas kesopanan. Carilah saat yang santai di mana si trouble maker diperkirakan bisa menerima keluhan Anda. Katakan bahwa pekerjaan Anda menumpuk dan mintalah maaf jika perkataan Anda menyinggungnya. Pastikan bahwa uangkapan ketidaknyamanan Anda tidak menimbulkan reaksi yang berlebihan agar tak menimbulkan konflik bahkan pertentangan dengannya
Berpikir Positif dan Jadikan Pengingat
Belajar ternyata tidak harus dari sebuah buku, namun bisa bersumber dari lingkungan kerja. Setiap peristiwa yang ada di tempat kerja, hal itu menjadi miniatur kehidupan bermasyarakat. Segala kejadian, baik ataupun buruk akan selalu mendatangkan hikmah jika Anda selalu berpikir positif. Karenanya, ketika menghadapi rekan kerja Anda yang marah atau perilaku buruk lainnya, akhirnya Anda pun akan menyadarinya dan menganggap ia mungkin kurang paham, belum tahu atau mungkin sedang ada masalah hingga ia tak bisa menahan emosinya. Dengan berpikir positif, seburuk apapaun perilaku rekan kerja Anda, hal itu tak akan mempengaruhi Anda. Energi positif tetap ada pada diri Anda. Di samping itu, jadikan pengingat bahwa perilaku seperti itu tak layak dilakukan di tempat kerja karena akan berdampak buruk bagi orang lain. Anda akan semakin menyadari bahwa ketika berada di lingkungan sosial, apapapun bentuknya, apakah itu tempat kerja, rumah tangga, perkumpulan, ataupun di sebuah organisasi, maka menampilkan perilaku yang sesuai dengan norma yang ada adalah sebagai sebuah keharusan. Meskipun tidak semua orang akan menyetujui perilaku kita karena adanya perbedaan persepsi tiap individu, yang jelas ketika perilaku kita sesuai dengan norma, nilai-nilai kebenaran dan aturan yang ada, hal itu menunjukkan bahwa sikap dan perilaku kita telah sesuai dengan standar yang ada.