Surabaya, 26 Maret 2025 — Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya kembali menggelar kegiatan Kajian Ramadhan yang menjadi agenda rutin selama bulan suci Ramadhan. Bertempat di Masjid BDK Surabaya usai salat Dhuhur berjamaah, suasana teduh dan penuh kehangatan menyelimuti seluruh peserta yang hadir.
Hari ini, kajian diisi oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha BDK Surabaya, Dr. H. Muslimin, M.M., dengan tema yang sangat relevan dengan kondisi saat ini, yakni “Mensyukuri Nikmat, Solusi Efisiensi Anggaran”. Dengan gaya penyampaian yang santai namun penuh makna, beliau mengajak seluruh pegawai untuk merenungkan kembali arti syukur di tengah keterbatasan dan tantangan yang sedang dihadapi.
“Sering kali kita hanya memaknai rezeki sebatas materi. Padahal, nikmat yang sesungguhnya jauh lebih luas. Kesehatan yang kita miliki, kesempatan untuk bekerja, hingga lingkungan kerja yang baik adalah bagian dari rezeki yang patut kita syukuri,” tutur Dr. Muslimin membuka materi.
Beliau menjelaskan, dalam situasi efisiensi anggaran seperti saat ini, sangat wajar jika ada keterbatasan dalam pelaksanaan program maupun fasilitas. Namun, di balik semua itu, justru Allah memberikan kesempatan bagi kita untuk lebih mendekat dan berserah diri. Salah satunya, dengan berkurangnya kegiatan seremonial yang padat, pegawai memiliki lebih banyak ruang untuk fokus meningkatkan kualitas ibadah selama Ramadhan.
“Kalau kita mau jujur, kondisi ini justru menjadi anugerah. Di bulan Ramadhan tahun ini, kita punya lebih banyak waktu untuk beribadah, merenung, dan memperbaiki diri. Ini adalah nikmat yang sering kali luput kita syukuri,” lanjutnya.
Dr. Muslimin juga menekankan bahwa rasa syukur bukan hanya diucapkan, tetapi harus benar-benar meresap dalam hati dan diwujudkan dalam tindakan nyata. Ada tiga bentuk syukur yang harus kita jalani:
✅ Syukur dengan lisan, yakni senantiasa memuji dan menyebut nikmat Allah;
✅ Syukur dengan hati, meyakini sepenuhnya bahwa segala yang kita miliki adalah karunia Allah;
✅ Syukur dengan perbuatan, dengan cara menggunakan nikmat yang ada untuk hal-hal baik dan bermanfaat.
“Dengan mensyukuri nikmat, hati kita akan lebih tenang, pikiran lebih jernih, dan kita mampu menyikapi keterbatasan dengan bijaksana. Ini adalah kunci agar kita tetap produktif dan ikhlas menjalankan tugas, meski dalam keterbatasan anggaran,” ujarnya.
Selain syukur, Dr. Muslimin juga mengingatkan pentingnya kesabaran dan keikhlasan dalam setiap langkah, terutama dalam bekerja sebagai abdi negara. Karena kesabaran akan melahirkan keikhlasan, dan keikhlasan akan membawa ketenangan dalam setiap usaha yang kita jalani.
“Ramadhan ini adalah momentum terbaik untuk memperkuat rasa syukur, melatih kesabaran, dan menumbuhkan keikhlasan. Insya Allah, jika tiga hal ini menjadi pegangan kita, maka segala tantangan yang ada bisa kita lewati bersama,” pungkasnya.
Kegiatan Kajian Ramadhan di BDK Surabaya ini tidak hanya menjadi sarana memperkaya ilmu agama, tetapi juga sebagai ruang refleksi dan penyemangat bagi seluruh pegawai dalam menghadapi dinamika pekerjaan. Harapannya, semangat syukur dan ikhlas ini terus terjaga, tidak hanya di bulan Ramadhan, tetapi juga dalam setiap langkah pengabdian kepada bangsa dan negara. (a)