BDKSurabaya – Sebagai upaya menyediakan layanan pelatihan yang bermutu, Balai Diklat Keagamaan Surabaya terus melakukan evaluasi. Upaya ini dituangkan melalui kegiatan Validasi Data dan Evaluasi Pasca Pelatihan yang dilaksanakan pada Kamis (29/9/2022). Kegiatan yang bertempat di Grand Darmo Suite Surabaya ini dihadiri oleh 112 peserta, terdiri dari para admin unit SIM Diklat Kabupaten/Kota Se-Jawa Timur, UPT Asrama Haji, Kantor Kementerian Agama Wilayah Jawa Timur, para panitia pelatihan, dan widyaiswara. Kegiatan ini bertujuan untuk memverifikasi dan memvalidasi data mentah yang sebelumnya telah dikumpulkan secara daring melalui instrumen yang dibagikan ke masing-masing responden.
Populasi responden EPP meliputi alumni pelatihan yang terdiri dari Kepala Madrasah, Guru Mata Pelajaran, Penyuluh Agama, dan Staff. Dalam rangka triangulasi data, tim EPP juga melibatkan atasan langsung, rekan sejawat, dan pengguna (stakeholder) dari alumni pelatihan. Sebanyak 659 data mentah telah terkumpul dan siap diverifikasi.
Sejalan dengan hal yang disampaikan oleh Kepala BDK Surabaya, Dr. H. Japar, M.Pd. dalam sambutannya, bahwa sudah selayaknya para ASN bekerja secara profesional dan tidak anti kritik. Menurutnya, kritik-kritik yang konstruktif dapat meningkatkan kualitas kinerja pegawai. Oleh karena itu, kegiatan ini sekaligus menjadi wadah menghimpun kritik, saran dan masukan dari peserta yang hadir guna meningkatkan kualitas layanan BDK Surabaya. Beberapa saran terhimpun diantaranya adalah penyesuaian materi pelatihan dengan kurikulum merdeka, menyisipkan muatan lokal sebagai identitas daerah, pengarusutamaan moderasi beragama, serta diklat lanjutan berjenjang dan habituasi oleh alumni ke lingkungan kerjanya.
Nadhirotul Ulfa, penyuluh fungsional KUA Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu responden yang turut memberikan sumbangsih pemikiran dalam kegiatan Evaluasi Pasca Pelatihan. Alumni Pelatihan Media Penyuluh Berbasis TIK Tahun 2022 ini mengaku bahwa setelah mengikuti pelatihan ia dapat lebih memanfaatkan teknologi informasi dalam kegiatan penyuluhan. Namun demikian, ada hal yang menurutnya perlu digarisbawahi yakni pengalokasian kuota pelatihan agar lebih proporsional di setiap wilayah.
Data yang telah terverifikasi selanjutnya akan diolah oleh tim EPP dan hasilnya diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai sejauh mana pelatihan BDK Surabaya memberikan dampak bagi alumni dan instansinya. (WT)