BDKSURABAYA – Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, H. Japar membuka 2 angkatan kegiatan orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang diselenggarakan di wilayah kerja Kantor kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten (Kab.) Ngawi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa saat ini ASN dituntut untuk menjadi “Smart ASN” (16/11/2022).
Menurutnya sebagai ASN perlu terus mengembangkan diri agar mampu menjadi smart ASN. Dalam pandangannya, menjadi smart ASN perlu disiapkan mulai saat ini karena teknologi terus berkembang. Hal tersbeut, menurutnya sejalan dengan grand design pembangunan ASN 2020-2024 di mana ASN Indonesia diharapkan menjadi ASN berkelas dunia.
Dalam uraiannya, ada beberapa ciri yang dikategorikan sebagai smart ASN, yaitu mereka yang memiliki integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT, berjiwa hospitality, mempunyai jiwa enterpreneusrship dan memiliki networking yang luas. Ia berharap agar peserta bisa menjadi Smart ASN dengan senantiasa meningkatkan kompetensinya dan mempunyai karakteristik sebagai Smart ASN. Menjadi Smart ASN baginya sangatlah penting karena untuk menjawab tuntutan masyarakat global yang terus berkembang. Ke depan kinerja ASN tidak hanya ketika berada di kantor, melainkan dari manapun dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Pria yang bergelar doktor ilmu pendidikan dari Universitas Negeri Makassar tersebut menjelaskan bahwa integritas menjadi modal pertama smart ASN. Integritas artinya adanya keselarasan antara hati dan tindakan dan senantiasa mengedepakan kejujuran. Nasionalisme mengandung makna bahwa ASN harus mempunyai jiwa cinta tanah air yang tinggi.
Smart ASN juga perlu bersikap profesional yang berarti mempunyai kemampuan yang tinggi dan bekerja dengan berlandasakan aturan yang berlaku. Mereka juga berwawasan global, tidak hanya berwawasan nasional apalagi lokal. ASN tersebut juga harus menguasai IT, penuh keramahtamahan (hospitality) dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Keramahtamahan baginya perlu senantiasa diterapkan oleh ASN yang mempunyai fungsi sebagai pelayan publik.
Di samping itu, smart ASN juga berjiwa wirausaha yaitu pantang menyerah, kerja keras dan kerja cerdas, berorientasi hasil dan mutu. Mereka perlu memiliki jaringan (networking) yang luas dan mampu menjaga jaringan tersebut baik dalam satu instansi maupun lintas instansi.
Di samping diselenggarakan di wilayah kerja kantor Kemenag Kab. Ngawi, dalam waktu yang bersamaan, orientasi juga dilaksanakan di 3 wilayah kerja lainnya, yaitu di kanntor Kemenag Kab. Kediri (2 angkatan), Kota kediri (1 angkatan) dan Kab. Lamongan (2 angkatan). Kegiatan tersebut dibuka dibuka oleh Kepala Kantor Kemenag setempat.
Pada tiap angkatan diikuti oleh 40 peserta sehingga total peserta ODWK yang dibuka secara serentak di 4 wilayah kerja berjumlah 280 orang.
Kegiatan tersebut ditangani oleh panitia dari BDK Surabaya dan panitia lokal dari Kemenag setempat. (AF).