Surabaya, 12 Maret 2025 – Dalam upaya memperkuat pembangunan bidang agama di Indonesia, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelatihan Pendidikan dan Keagamaan Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Republik Indonesia, Dr. H. Mastuki, M.Ag., menggelar pemaparan inspiratif bertajuk *”Pembangunan Bidang Agama di Indonesia”*. Sesi daring yang berlangsung melalui kanal Zoom Meeting ini diikuti oleh 70 peserta dari Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Raudhatul Athfal Kabupaten Sidoarjo dan Pelatihan IKM Pembelajaran Berdiferensiasi Kabupaten Gresik.
Dalam pemaparannya, Dr. Mastuki menggarisbawahi peran krusial agama dalam kehidupan bernegara. *”Negara tidak bisa dipisahkan dari agama. Agama adalah fondasi moral dan etika yang membentuk karakter bangsa,”* tegasnya. Oleh karena itu, Kementerian Agama RI mencanangkan *Asta Protas*, delapan program prioritas yang bertujuan menjadikan Kemenag semakin berdampak bagi masyarakat.
Selain itu, Dr. Mastuki menekankan bahwa *moderasi beragama bukan sekadar program biasa, melainkan program mendasar yang sangat penting bagi Indonesia sebagai negara dengan keberagaman agama, suku, dan budaya.* Dengan moderasi beragama, Indonesia dapat tetap harmonis dalam perbedaan, mengedepankan toleransi, dan menjadikan keberagaman sebagai kekuatan, bukan pemecah belah.
Berikut delapan program prioritas yang diusung:
1. *Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan* – Menanamkan semangat toleransi dan kebersamaan.
2. *Penguatan Ekoteologi* – Mempadukan nilai agama dengan kesadaran lingkungan.
3. *Layanan Keagamaan Berdampak* – Membuka akses layanan keagamaan yang inklusif dan mudah dijangkau.
4. *Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi* – Mendorong pendidikan berbasis nilai agama yang adaptif.
5. *Pemberdayaan Pesantren* – Memperkuat pesantren sebagai pusat pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
6. *Pemberdayaan Ekonomi Umat* – Mendorong kemandirian ekonomi berbasis nilai keagamaan.
7. *Sukses Haji* – Meningkatkan kualitas layanan haji dan umrah secara profesional.
8. *Digitalisasi Tata Kelola* – Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi pelayanan keagamaan.
Paparan ini disambut antusias oleh para peserta yang aktif berdiskusi dan menggali lebih dalam terkait peran agama dalam membangun masyarakat. Dengan implementasi Asta Protas, Kementerian Agama diharapkan dapat memberikan dampak yang nyata dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama di Indonesia.
“Mari kita bersama-sama mewujudkan bangsa yang harmonis dengan menjadikan agama sebagai inspirasi pembangunan,” pungkas Dr. Mastuki, menutup sesi dengan pesan yang menggugah semangat para peserta. (a)