Kurikulum hanyalah sebuah alat, sebuah instrumen. Kurikulum yang sebenarnya adalah guru itu sendiri. Sehingga Keberhasilan moderasi beragama sangat bergantung pada bagaimana pesan tersebut disampaikan dan siapa yang menyampaikan. Hal ini berkunci pada guru, terutama guru madrasah. Madrasah memiliki peran yang sangat penting dalam keagamaan, sehingga guru madrasah harus menjadi teladan utama dalam moderasi beragama. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Prof. Dr. H. Suyitno. M.Ag dalam penutupan pelatihan moderasi beragama di kantor Kemenag Kabupaten Tulungagung.
“Guru madrasah menjadi pionir terdepan, teladan utama dalam penerapan moderasi beragama. Madrasah, sebagai pemimpin dalam keagamaan, berakar pada nilai-nilai agama yang sangat terkait dengan moderasi beragama,” tegasnya di hadapan para peserta pelatihan yang merupakan ASN Guru Madrasah Swasta.
Pelatihan Penggerak Moderasi Beragama yang diadakan oleh Balai Diklat Keagamaan Surabaya ini sudah berlangsung sejak 16 hingga 20 Juli di Wilayah kerja Kankemenag Kab.Tulungagung. Peserta merupakan guru madrasah di wilayah kerja kantor Kemenag Kabupaten Tulungagung berjumlah 30 peserta yang sebagian besar merupakan kepala madrasah. Kaban menyampaikan harapannya agar pelatihan ini dapat menjangkau seluruh madrasah, termasuk madrasah negeri. “Saya sangat berharap pelatihan ini bisa merata, tidak hanya pada madrasah negeri, namun madrasah swasta juga memperoleh pelatihan ini. Guru madrasah, baik dari madrasah negeri maupun swasta, harus memiliki kemampuan dan pemahaman yang sama dalam mengimplementasikan moderasi beragama,” tegasnya.
Output dari pelatihan ini bukan sekadar nilai atau angka yang diperoleh, tetapi lebih kepada aksi nyata dalam menggerakkan penguatan moderasi beragama di kalangan anak didik dan lingkungan sekitar.
Dalam penutupan acara, Kaban mengapresiasi partisipasi aktif para guru dan berharap bahwa ilmu yang telah didapatkan selama pelatihan dapat langsung diterapkan dalam proses belajar mengajar di madrasah masing-masing. Ia juga menekankan pentingnya tindak lanjut dari pelatihan ini untuk memastikan bahwa moderasi beragama benar-benar diterapkan di lingkungan sekolah dan masyarakat. “Pelatihan ini hanyalah langkah awal. Yang lebih penting adalah bagaimana kita menerapkan dan menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan kita,” pungkasnya.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan dan merata di seluruh madrasah di Indonesia, baik negeri maupun swasta, memperkuat peran guru madrasah sebagai pilar utama dalam moderasi beragama di Indonesia. Selanjutnya kegiatan ini ditutup dengan pelepasan kartu tanda peserta dan penyerahan piagam penghargaan bagi peserta peringkat 3 besar oleh Kaban dan didampingi oleh Kasubbag TU BDK Surabaya.