BDKSurabaya – BDK Surabaya menggelar lima angkatan pelatihan dalam kampus selama 6 hari terhitung sejak 5 Juni 2023 hingga 10 Juni 2023. Acara resmi dibuka pada hari ini, Senin (5/6/2023) di aula BDK Surabaya.
Dilaporkan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Dr. H. Muslimin, M.M. bahwa empat pelatihan merupakan mandatory dari Kementerian Agama yakni Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama (PPMB), serta satu pelatihan merupakan Pelatihan Mata Pelajaran Ekonomi MA. Masing-masing angkatan pelatihan diikuti oleh 35 orang peserta.
Sambutan dan pengarahan disampaikan oleh Kepala BDK Surabaya, Dr. H. Japar, M.Pd. secara virtual melalui zoom meeting. Ia mengajak guru dan tenaga keagamaan yang saat ini menjadi peserta pelatihan untuk lebih adaptif terhadap tantangan zaman.
Menurutnya, guru harus dapat mengimbangi kemampuan siswa dalam penguasaan teknologi informasi dalam era digital ini.
“Pembelajaran digital menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif, pilihlah metode belajar yang humanis dan sesuai dengan karakter masing-masing siswa” ujarnya.
Terlebih, dalam Kurikulum Merdeka yang saat ini diterapkan guru diharapkan dapat memfasilitasi siswa agar dapat belajar kapan saja, dimana saja, dan melalui sumber apapun.
“Maka, sudah lazim jika guru menerapkan strategi pembelajaran sesuai gaya belajar siswa. Misalnya penggunaan materi visual, penugasan kelompok, diskusi, maupun belajar mandiri” lanjutnya.
Spesifik kepada peserta PPMB, Kabalai mendorong agar mereka dapat mengimbangi informasi-informasi keliru di media sosial yang dapat memecah belah bangsa.
“Jika media sosial ramai dengan ujaran kebencian, hasutan, hujatan, bahkan radikalisme, maka tugas kita mengimbangi hal tersebut”
“Hal ini sejalan dengan peran ASN sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa” Kabalai melanjutkan.
Menyinggung empat indikator keberhasilan moderasi beragama, Kabalai mengajak seluruh peserta untuk tetap toleran dan menjaga keharmonisan berbangsa dan beragama.
“Intinya bagaimana kita terus menjaga komitmen kebangsan, tidak melakukan kekerasan, menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, serta adaptif terhadap budaya lokal” tutupnya.
Pada akhirnya, Kabalai berharap agar pelatihan berjalan lancar dan memberikan dampak positif bagi pribadi maupun organisasi. (WT)