BDKSURABAYA – Pendampingan hari kedua Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis Komunitas (IKMBK) berlangsung di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 5 Tulungagung, Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTsN) 5 Tulungagung, dan MIN 1 Tulungagung. “Seperti hari pertama, hari kedua fokus pendampingannya adalah mengevaluasi modul ajar dan praktik pembelajaran di kelas,” ujar Ninik Supriyati, Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Surabaya yang menjadi tim pendampingan. (22/08/2023).
Tim pendampingan yang terdiri dari widyaiswara, dosen UIN Tulungagung dan dan pengawas dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tulungagung tersebut mendatangi madrasah, menilai modul ajar selanjutnya melihat proses pembelajaran di kelas.
Untuk MIN 5 Tulungagung kegiatan pendampingan ditangani oleh Widayanto (widyaiswara), Septinaningrum (dosen) dan Miftahul Badar (pengawas). Pada MTsN 5 Tulungagung tim pendampingan terdiri dari Widayanto, Muniri (dosen) dan Samsudin (pengawas) serta panitia penyelenggara. Sedangkan kegiatan di MIN 1 Tulungagung ditangani oleh Ninik Supriyati, Khoirul Anam (dosen) dan Mahrus Ali (pengawas).
Setelah menelaah modul ajar dan melakukan pengamatan di kelas, tim pendampingan menyimpulkan bahwa modul ajar yang disiapkan oleh guru model sebagian besar sudah memenuhi komponen modul ajar, yang terdiri dari identitas modul ajar, kompetensi awal dan profil pelajar Pancasila, sarana dan prasarana, target peserta didik, model pembelajaran, komponen pembelajaran, skenario pembelajaran, rancangan penilaian pembelajaran, pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan dan lampiran.
Sedangkan dari hasil obsevasi pada praktik pembelajaran, rata-rata guru model telah mampu melaksanakan pembelajaran mulai dari kegiatan pendahuluan, inti sampai dengan penutup. Namun, dari prkatik pembelajaran tersebut, rata-rata guru model belum menerapkan secara optimal pembelajaran berdifferensiasi pada siswa, yang menjadi ciri khas kurikulum merdeka (AF).