BDKSurabaya – Para takmir dan pengelola masjid harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Masjid harus dikelola secara modern agar dapat menjadi pusat kegiatan umat. Hal ini disampaikan oleh Kepala BDK Surabaya, Dr. H. Japar, M.Pd. dalam pembukaan Pelatihan Manajemen Kemasjidan.
“Jangan jadikan masjid sebagai pusat ibadah dan ritual keagamaan saja, masjid juga bisa menjadi pusat tarbiyah dan budaya” disampaikan Kabalai pada Rabu (1/3/2023).
Menurut Kabalai, pengelolaan masjid yang profesional dan modern dapat menguatkan fungsi sosial masjid sehingga masyarakat sekitar dapat merasakan keberadaan masjid tersebut. “Masjid yang telah menjadi pusat kegiatan masyarakat, pada akhirnya akan meningkatkan kemakmuran masjid itu sendiri. Masjid bisa menjadi pusat rekreasi religi, pusat ekonomi, bahkan ada beberapa masjid yang disewakan untuk kegiatan masyarakat” tambahnya.
Takmir sebagai pengelola masjid tentu memiliki andil besar dalam pengelolaan masjid yang ideal. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik wajib dimiliki oleh para takmir agar dapat mengelola masjid sesuai fungsinya sehingga manfaatnya dapat dirasakan jamaah.
Menanggapi hal tersebut, BDK Surabaya mengadakan Pelatihan Manajemen Kemasjidan untuk para takmir dan pengelola masjid. Pelatihan ini merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengelola masjid masa kini.
Pelatihan manajemen kemasjidan oleh BDK Surabaya diselenggarakan dalam pola campuran antara online dan klasikal. Pelatihan online dilaksanakan pada tanggal 1 – 3 Maret 2023, sedangkan pelatihan klasikal dilaksanakan pada tanggal 7 – 10 Maret 2023 di Kabupaten Madiun dan Kabupaten Gresik dengan masing-masing 40 peserta. (WT)