Surabaya, 28 April 2025 — Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya kembali menegaskan perannya sebagai garda terdepan dalam penguatan nilai-nilai moderasi beragama melalui Pelatihan Blended Learning Penggerak Penguatan Moderasi Beragama. Kegiatan strategis ini mencakup wilayah kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, serta Kabupaten dan Kota Blitar.
Dengan format pelatihan blended learning (gabungan daring dan luring), kegiatan ini resmi dibuka secara virtual pada Senin (28/4) oleh Kepala BDK Surabaya, Dr. H. Japar, M.Pd., yang menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga kerukunan di tengah keberagaman.
“Pelatihan ini merupakan program prioritas tahun 2025. Moderasi beragama bukan sekadar jargon, tapi sebuah gerakan nyata untuk membangun kedamaian di tengah pluralitas bangsa,” ujar Dr. Japar dalam sambutannya yang disampaikan melalui Zoom Meeting.
Pelatihan ini digelar secara daring pada 28–29 April 2025 dan akan dilanjutkan dengan sesi luring pada 5–8 Mei 2025, mengusung semangat kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat dalam merawat persatuan di tengah keberagaman agama, suku, dan budaya Indonesia.
Menurut Dr. Japar, sejarah bangsa telah menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan tingkat keragaman yang tinggi. Jika tidak dikelola dengan bijak, potensi gesekan horizontal dapat dengan mudah terjadi. Oleh karena itu, Kementerian Agama berkomitmen menghadirkan pelatihan ini untuk memperkuat fondasi sosial dan spiritual bangsa.
“Kami ingin melahirkan para penggerak yang bukan hanya paham konsep moderasi beragama, tapi juga menjadi contoh hidup yang harmonis di tengah masyarakat,” tambahnya.
Pelatihan ini tak sekadar ajang peningkatan kapasitas, tetapi juga ruang pembentukan karakter. Para peserta diharapkan menjadi aktor-aktor moderasi beragama di lingkungannya masing-masing, yang mampu menjembatani perbedaan dan menebar semangat toleransi.
Dengan semangat moderasi beragama, BDK Surabaya menunjukkan bahwa pembangunan bangsa tidak hanya soal infrastruktur, tapi juga soal memperkuat jiwa dan nilai. Gerakan moderasi beragama menjadi kunci agar Indonesia tetap utuh dalam kebhinekaan. (m)