BDKSURABAYA – Tim pendampingan Implementasi Krikulum Merdeka Berbasis Komunitas (IKMBK) mengadakan pendampingan implemetasi kurikulum merdeka tahap 3 dengan fokus pendampingan evaluasi pembuatan bahan ajar dan praktik pembelajaran . Tim tersebut terdiri dari widyaiswara dan panitia penyelenggara Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya berkolaborasi dengan dosen UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung dan Pengawas pada Kementerian Agama Kabupaten Tulungagung. (21/08/2023).
Terdapat lima madrasah yang menjadi tempat pendampingan, yaitu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Tulungagung, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Tulungagung, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 5 Tulunggaung, MIN 5 Tulungagung, dan MTsN 8 Tulungagung.
Pada Senin, 21 Agustus 2023, tim memulai tugasnya di MAN 1 Tulungaggung dengan memeriksa modul ajar yang telah dibuat untuk mata pelajaran Kimia, Bahasa indonesia dan Pendidikan Agama Islam. Hasilnya poin-poin yang harus ada pada modul ajar sebagian besar telah dipenuhi, hanya ada beberapa hal yang perlu perbaikan.
Pada pengamatan pembelajaran, tim pendampingan langsung mengobservasi prosesnya di kelas untuk mengamati siwa dan guru model. Sedangkan usai pembelajaran ada refleksi untuk membahas hasil observasi dari tim.
“Secara umum guru model telah mampu mempraktikkan kurikulum merdeka, hanya ada beberapa yang perlu diperbaiki, misalnya pada kegiatan pendahuluan guru model perlu menyatakan bahwa pembelajaran tersebut kelanjutan dari pertemuan sebelumnya jika pertemuan saat ini adalah kelanjutan dari pembahasan pada mata pelajaran sebelumnya. Di samping itu, guru sebaiknya menyampaikan pertanyaan yang menantang kepada siswa pada saat pendahuluan,” jelas Ninik Supriyati, widyaiswara BDK Surabaya yang mendampingi saat praktik pembelajaran.
Beberapa evaluasi dari tim pendampingan disampaikan. Kesimpulannya, rata-rata guru model telah menerapkan praktik pembelajaran di kelas sesuai dengan kurikulum merdeka, namun ada beberapa koreksi, diantaranya modul ajar yang dibuat hendaknya sesuai dengan ketika proses pembelajaran di kelas. Selain itu, proses pembelajaran belum tampak jelas aspek differensiasinya, sehingga guru model perlu menerapkan strategi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar siswa. (AF).