Surabaya, (9/9/24) – Dalam apel pagi rutin yang dilaksanakan di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, Dr. H. Japar, M.Pd., selaku pembina apel, menyampaikan arahan strategis terkait situasi keuangan dan rencana kerja ke depan. Apel pagi ini menjadi momentum penting bagi seluruh pegawai BDK Surabaya untuk bersiap menghadapi tantangan dan memanfaatkan kesempatan yang ada di tengah kondisi anggaran yang terbatas.
Dr. H. Japar menjelaskan bahwa saat ini BDK Surabaya sedang menunggu proses buka blokir anggaran sebesar 3,7 miliar rupiah. Kegiatan-kegiatan penting terpaksa ditunda karena anggaran yang telah habis. Dalam situasi ini, Dr. Japar menekankan perlunya pemaksimalan rapat dan perencanaan agar kegiatan mendatang dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
“Dalam menghadapi situasi anggaran yang menurun, kita tidak boleh hanya terjebak dalam rutinitas,” ujar Dr. Japar. “Seluruh pegawai diharapkan untuk meningkatkan kompetensi, kapasitas, dan kapabilitas. Ini adalah saat yang tepat untuk berinovasi dan melakukan terobosan baru,” tambah beliau.
Beliau juga memberikan contoh konkret mengenai digitalisasi kearsipan. “Sekarang dunia kearsipan telah beralih ke format digital. Oleh karena itu, saya berharap para arsiparis dapat merancang sistem kearsipan yang lebih efisien, seperti laporan berbasis digital, untuk mendukung kelancaran administrasi dan manajemen data.”
Lebih lanjut, Dr. Japar mengungkapkan bahwa alokasi anggaran untuk tahun 2025 mengalami penurunan, yang berdampak pada anggaran BDK Surabaya. Meskipun demikian, BDK Surabaya tetap mendapatkan anggaran yang lebih besar dibandingkan satuan kerja lain, hal ini sebagai bentuk apresiasi dari Badan Litbang Kemenag RI. “Ini adalah bentuk pengakuan atas kinerja kita yang konsisten dan dedikasi tinggi. Semoga kita selalu diberkahi dalam setiap langkah dan usaha kita,” harap Dr. Japar.
Dengan semangat baru dan komitmen untuk berinovasi, BDK Surabaya siap menghadapi tantangan ke depan dan terus berkontribusi secara maksimal dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan keagamaan.